Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Cerpenis.

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG @cerpen_sastra, Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen (Pulpen) Kompasiana, Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (Kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), dan Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (Indosiana). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kampung Kumpang

28 Februari 2021   02:33 Diperbarui: 28 Februari 2021   03:21 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: lintangnews.com

"Markonah."

"Umur?"

"Hmmm... Saya lahir sebelum kampung ini ada, Pak."

"Saya tidak tanya itu. Saya tanya umur."

"Hmm..."

Seorang wanita lanjut usia berambut putih menggaruk-garuk dahi. Kemudian, tangannya mengambil sesuatu dari sebuah kantung tepat di dadanya, lantas membukanya.

"Wah, maaf Pak. Saya lupa bawa tanda pengenal."

"Nenek bagaimana sih? Sudah tahu mau didata, malah lupa bawa. Ya sudah, balik rumah dulu. Saya tunggu sini."

Setelah memakai kembali sandal jepitnya dan mengambil tongkat kayu di sebelah meja, dengan terbungkuk-bungkuk wanita itu bergegas meninggalkan Sulepret.

Ya, Sulepret. Tidak lain dan tidak bukan anak ingusan kemarin sore yang mendapat durian runtuh. Beberapa kali saya tangkap bibirnya menyunggingkan senyum. Pasti malam ini istrinya tidak sabar menanti.

Pekerjaan menghitung kembali jumlah warga sudah menjadi agenda rutin pada tahun pertama waktu kepala kampung Kumpang berganti. Data tahun lalu tentang jumlah warga sangat sulit diandalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun