Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kursi Goyang yang Tak Lagi Bergoyang

30 Oktober 2020   10:32 Diperbarui: 30 Oktober 2020   10:54 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kamu tahu kursi goyang? Pernah lihat atau pernah punya?" Kalau aku, kursi itu menyimpan banyak sejarah. Di keluarga kami, kursi itu bisa menuliskan cerita lengkap tentang ayah. Di masa tuanya.

Kebetulan kota tempat tinggal kami adalah kota ukir. Hampir sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai pengrajin kayu. Sepanjang jalan utama kota, terpampang etalase produk-produk ukiran kayu, termasuk kursi goyang.

Kursi goyang terbaik di sini terbuat dari kayu jati. Kayu terbaik dari segala kayu, unggul dari segi kekuatan, keindahan, dan keawetan. Iya, jati sangat tahan terhadap serangan rayap.

Berhubung terbaik, tak perlu kuberitahu berapa harganya. Pastinya tertinggi, di antara kursi goyang berbahan kayu lainnya. Namun sayang, karena tumbuhnya lama, kayu jati sekarang sulit ditemukan di sini. 

Ditambah lagi, semangat menanam kembali tidak lebih besar daripada semangat menebang. Akhirnya, kayu kelas dualah yang unjuk gigi, seperti mahoni.

Seperti kubilang tadi, bila bercerita kursi goyang, cerita ayah selalu kembali terkenang.

***

"Bu, ikut Ayah yuk." Pagi yang cerah setelah sarapan itu, kudengar ajakan ayah untuk keluar rumah. Tidak biasanya ayah suka keluar. Beliau paling betah menghabiskan waktu di rumah. Orang rumahan.

"Mau ke mana, Yah?" Sahut ibu. Kulihat kening ibu mengerut, tanda heran. Ibu juga pasti berpikir sama denganku. 

Oh iya, kuceritakan padamu, ayah sudah berusia senja. Hari ini tepat dua tahun, beliau pensiun dari salah satu BUMN di kota kami. Anehnya, bila kebanyakan pensiunan suka jalan-jalan keluar, mencari hiburan agar tak penat, ayah berbeda. Dalam rumah adalah tempat paling mengasyikkan yang pernah ada. Begitu katanya.

"Pasti kamu bertanya, apa asyiknya terkungkung di rumah?" Jawab beliau, beliau tak pernah merasa tuh,  bosan di rumah. Waktunya sangat berharga dihabiskan di rumah. Iya, beliau keranjingan memelihara burung, memberi makan ayam kampung di sepetak tanah belakang rumah, sembari sesekali menyiram tanaman di kebun kecil depan rumah kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun