Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Cerpenis.

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG @cerpen_sastra, Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen (Pulpen) Kompasiana, Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (Kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), dan Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (Indosiana). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Padahal...

20 Oktober 2020   00:44 Diperbarui: 20 Oktober 2020   00:54 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku membenci "padahal" dimulai waktu itu. "Padahal" yang tak terucapkan. Dia membungkam kenyataan, di balik perkataan dusta. Kita sering dalam hati mencintai padahal, kendati yang tersebut di bibir berlainan.

Aku akui, keberanian berkata "padahal" tak dimiliki semua orang. Ketakutan untuk melukai hati, menjauhkan buruk dari prasangka diri, dan menghancurkan suasana ketika kontemplasi, semua menguatkan lidah untuk tak mengucapkan.

Tak terkecuali aku, di saat itu. Saat dimana kau menyatakan cinta padaku.

"Sin, maukah kau menikah denganku?"

Pertanyaan gila kau lontarkan di depan sahabat dan orangtuaku. Tak pernah kusangka, kau tega mempermalukanku di depan mereka. 

"Tidak" Jawabku.

Padahal, hati ini ingin sekali segera kau peluk. Pintaku.
(Sajak Seorang Gadis Pemalu).
...
Jakarta
20 Oktober 2020
Sang Babu Rakyat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun