Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Cerpenis.

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG @cerpen_sastra, Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen (Pulpen) Kompasiana, Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (Kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), dan Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (Indosiana). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dari Aku, yang Adalah Akar

9 Oktober 2020   12:22 Diperbarui: 9 Oktober 2020   12:25 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: satuharapan.com

Kamu jarang melihatku di dunia ini. Perhatianmu pasti tersita untuk cantiknya bungaku, hijaunya daunku, dan kekarnya batang pohonku. Iya, aku memang sengaja meletakkan diri dalam sembunyi. Tak tersorot cahaya mentari.

Aku tidak memperlihatkan diriku. Aku tidak mau ada yang mencampuri urusanku. Di dalam tanah, aku bebas berkeliaran, tanpa ada yang menyaksikan. Aku senang, bisa merasakan indahnya kebebasan.

Kendati bebas, aku tidak sembarangan menjadi liar. Hari demi hari aku tumbuh dan berjalan, mencari tiada henti sumber kehidupan. Untuk siapa? Ya untuk mereka tadi, yang elok kamu nikmati.

Aku memang bukan sesuatu yang suka memamerkan segala usahaku. Hanya harapku, keberadaanku tetap terhitung sebagai sesuatu. Di mana tanpaku, tak akan ada keindahan-keindahan itu.
...
Jakarta
9 Oktober 2020
Sang Babu Rakyat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun