Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sadar Tidak, Ospek Virtual itu Lebih Mengenakkan Lho!

17 September 2020   05:46 Diperbarui: 17 September 2020   06:24 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ospek, Sumber:https://tatkala.co

Tapi mungkin, sebagian dari Anda ada yang mengalaminya. Tidak menjadi rahasia juga, bahwa kekerasan fisik pernah mewarnai hitam kelamnya masa pengenalan mahasiswa terhadap kampus ini.

Tidak menghabiskan tenaga ekstra

Tidak ada mobilitas yang signifikan terjadi selama ospek virtual. Mereka hanya diwajibkan terlihat di depan gawai, entah berdiri atau duduk. Tentu, tidak boleh memasang mode gambar ya selama ospek, hehehe.... Tambah emosi lagi senior itu nanti.

Di zamanku, dan sebagian Anda, ospek kental dengan seringnya mobilitas di lapangan. Berlarian, mengejar tugas, belum lagi dihukum. Kendati bukan kekerasan fisik, tetapi sangat melelahkan fisik. Iya, kita harus makan dulu sebelum ospek, biar kuat menghadapinya.

Auranya tidak lebih mengerikan

Ospek virtual tidak bisa memfasilitasi ini. Apa yang kumaksud? Tidak akan terjadi seorang maba dikelilingi banyak senior. Secara virtual, yang tampil di layar hanya satu per satu, bergantian. Keterbatasan fasilitas meeting merupakan sebuah keuntungan. 

Ketika ospek di lapangan, wah itu, dikelilingi sekumpulan senior merupakan pemandangan biasa. Mungkin, tidak semua membentak, tetapi semua serempak menunjukkan wajah galak. Mengerikan engga itu?

Kalau masalah tugas, sepertinya tak ada beda antara ospek di lapangan dengan virtual. Semua sama beratnya, dan tentu ada unsur mendidik di dalamnya. Kerja sama kelompok, menambah wawasan, meningkatkan kemampuan menulis, dan lainnya. Yang lebih utama, pasti harus berhasil mengenal kampusnya dong, hehehe...

Jadi, buat Anda, maba yang mengalami ospek virtual, jangan cengeng, tetap semangat. Penderitaan kalian tidak seberapa dibanding aku dan mahasiswa angkatan jadul lainnya, hehehe...

Buat Anda, pembaca biasa, terima kasih telah meluangkan waktu membaca tulisan ringan ini.

...

Jakarta,

17 September 2020

Sang Babu Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun