Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengenal Intan Nur Shabrina, Pelukis Milenial yang Produktif di Masa Pandemi

11 Agustus 2020   19:04 Diperbarui: 11 Agustus 2020   19:00 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Intan Nur Shabrina, Sumber:Dokpri

Sebuah cerita tentang seorang teman yang menginspirasi saya untuk tetap produktif di segala situasi 

Pandemi Covid19 sepertinya masih akan menjadi pandemi, setidaknya hingga akhir tahun ini. Perubahan yang dirasakan karenanya menuntun orang untuk lekas beradaptasi. Imbauan menjauhi kerumunan untuk sementara waktu juga terus digaungkan. Bila tidak penting-penting amat, lebih baik berdiamlah di rumah. Daripada terkena atau menyebarkan virus, sangat berbahaya.

Atas hal tersebut, kita paham betul rumah menjadi lokasi utama segala aktivitas. Mulai dari kegiatan belajar mengajar, bekerja, beribadah, sebagian besar masih dilakukan di rumah. Jikalau terpaksa dilakukan di luar, diperbolehkan dengan syarat penerapan protokol kesehatan yang ketat. Untuk melindungi diri dan sesama.

Karena sedikit mobilitas yang dilakukan di luar rumah, maka banyak waktu tersedia di rumah. Selain bekerja, bisa dihabiskan untuk kegiatan produktif lainnya. Atau dibunuh dengan kegiatan bermalas-malasan, sah-sah saja. Toh, setiap orang bebas menggunakan waktu yang dimilikinya. Untuk teman saya yang satu ini, dia memilih produktif. 

Salah satu karya saya berjudul  "Menolak Mati", sebuah puisi sederhana yang ditulis sebagai bentuk penghormatan kepada Alm. Eyang Sapardi Djoko Damono, menggunakan lukisannya. Intan Nur Shabrina namanya.

Gambar Muka Puisi
Gambar Muka Puisi "Menolak Mati", Sumber:Dokpri
Dia adalah rekan kerja saya. Seorang pelukis wanita milenial yang tercatat memiliki kurang lebih 10.000 pengikut di media sosial instagram. Di usianya yang terbilang muda, dia berhasil menghasilkan karya lukis yang disukai sebagian orang. Beberapa di antaranya, ada yang berhasil menjuarai lomba. Di masa pandemi ini, dia pun tidak berhenti melukis, bahkan lebih produktif.

Akun Instagram Intan, Sumber:instagram/intannurshabrina
Akun Instagram Intan, Sumber:instagram/intannurshabrina

Siang ini saya tertarik untuk mengangkat cerita produktivitasnya. Melalui whatsapp di jam istirahat, saya mewawancarainya.

S     : Saya

IN  : Intan Nur Shabrina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun