Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

3 Keasyikan Mengungkit Masa Lalu

5 Agustus 2020   07:26 Diperbarui: 5 Agustus 2020   07:59 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sejarah, Sumber:https://www.maxmanroe.com/ 

Pernahkah pembaca belajar Sejarah? 

Sebuah mata pelajaran yang termasuk rumpun Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), membahas peristiwa masa lalu secara cermat, dan ditulis oleh para sejarawan di Indonesia. Baik itu yang menjadi saksi mata langsung atau hasil belajar dari literatur lain. Berteman dekat dengan Geografi, Sosiologi, Antropologi, dan Ilmu Sosial lainnya. 

Saya sebagai anak jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sebelum masuk ke penjurusan (tingkat III SMA), pernah mengenyam pendidikan ini. Sewaktu guru hendak masuk kelas, entah kenapa semangat belajar hilang seketika. 

Membayangkan guru bercerita panjang kali lebar kali tinggi, dengan bacaan buku-buku tebalnya, dan keharusan untuk menghafal secara tepat peristiwanya. 

Duh, lebih baik saya pusing deh dengan hitungan matematika atau menebak-nebak garam apa yang terbentuk dari percampuran asam dan basa, daripada harus mengingat VOC berdiri tahun berapa dan siapa nama-nama penjajah Indonesia. 

Ketika ujian tiba, suka tidak suka saya harus memaksimalkan daya ingat agar bisa minimal melewati batas kelulusan yang ditentukan. Alhasil, belajar dengan sistem kebut sejam sebelum ujian diterapkan. Biar tidak cepat lupa, hehe...

Salut buat para guru Sejarah dan semua yang mencintai pelajaran ini. Daya ingat kalian luar biasa. 

Berbeda dengan masa lalu dalam Sejarah, mengingat masa lalu sendiri memiliki keasyikan yang lebih menarik. Sering mengenakkan, bahkan bisa sampai ketawa-tawa sendiri. Oleh sebab dialami sendiri, jadi lebih gampang mengingatnya, daripada sejarah penjajah yang kita sebatas tahu namanya. Kenal kagak, hehe... 

Dalam perbincangan sehari-hari, masa lalu kerap menjadi topik selain masa kini atau masa depan. Apalagi ketika reuni, pertemuan sesama alumni. Aktivitas seputar ngampus waktu dulu sangat seru diobrolkan. 

Mulai dari alamat kosan, teman yang disukai, dosen yang menyebalkan, pengalaman bokek di tanggal tua, kebahagiaan melihat saldo 50.000 rupiah di ATM layaknya sebuah oasis di tengah gurun pasir, sampai kepada serba-serbi belajar menyambut ujian dan momen wisuda. Wah, jadi teringat masa kuliah dulu, hehe...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun