Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kerinduan yang Belum Tersampaikan Gegara Covid-19

7 Juli 2020   09:51 Diperbarui: 7 Juli 2020   09:56 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Corona, Sumber: bimbingan islam.com

Corona, oh Corona.

...

Engkau tidak terlihat 
dan sungguh merepotkan 
Banyak yang berteriak, menderita, 
terluka di sana dan di sini

... 

Tak ada yang bisa kulakukan 
atas kehadiranmu di antara kami
Selain berdamai dan menerimamu di sini,
Percuma disesali.

Demikianlah sepotong puisi amatir yang tercipta sekilas pagi ini. 

...

Sampai tulisan ini ditulis, pastinya sudah banyak artikel yang mengupas tuntas tentang Corona ini, dan mungkin sebagian pembaca juga mulai bosan membacanya. Corona lagi Corona lagi, itu-itu aja terus beritanya yang muncul, hffft..., "gumam sebagian pembaca, termasuk penulis.

Tulisan ini bukan bermaksud menambahi tingkat kejenuhan para pembaca, melainkan hanya menuliskan sedikit cerita tentang kerinduan yang belum bisa tersampaikan gara-gara pandemi Covid19 ini. Mengapa penulis katakan belum? Karena penulis yakin, suatu saat kata "belum" ini akan berubah menjadi "sudah". Tinggal tunggu saja waktunya datang dengan tepat. Kesabaran pun dilatih.

Bagi penulis yang tinggal di perantauan, kerinduan sering sekali terlintas muncul di benak penulis. Tinggal di kota besar yang adalah ibukota negara, dengan segala keriuhan, kemegahan, dan daya tariknya, tidak serta merta mengikis rasa rindu ini. 

Rindu, akan bertemu keluarga dekat di kampung halaman. Sebagian pembaca yang mungkin adalah anak rantau juga, penulis yakin merasakan hal yang sama seperti yang penulis rasakan. Tidak perlu sampai sebar kuesioner untuk survei. Ini otomatis tersimpulkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun