Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tiga Pilar Penyangga Tulisan yang Berkualitas

3 Juli 2020   08:43 Diperbarui: 3 Juli 2020   08:40 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menulis, Sumber:https://travel.tribunnews.com

Tulisan adalah sebuah bentuk ekspresi yang disuarakan melalui kata-kata. Tulisan juga merupakan hasil olah pikir kritis manusia akan suatu hal yang terjadi. Mereka, tidak didengungkan lewat bunyi, melainkan dicoretkan di atas kertas.

Banyak orang telah terkenal karena tulisan. Bahkan orang-orang yang hidup di masa silam, yang umurnya sangat jauh dari umur kita, nama mereka masih harum terdengar sampai sekarang, karena tulisan. Iya, tulisan sanggup melintas dari generasi ke generasi, dan dia abadi.

Tentunya, kebanyakan orang pasti ingin tulisannya terkenal. Terkenal karena berkualitas, bermanfaat, dan menginspirasi banyak orang. Tetapi keinginan itu akan pupus, ketika kita tidak disiplin menerapkan ketiga hal ini.

Seorang Anak yang Sedang Membaca, Sumber:https://bobo.grid.id
Seorang Anak yang Sedang Membaca, Sumber:https://bobo.grid.id
Tidak mungkin orang yang jarang membaca, rajin menulis. Seperti output yang dihasilkan oleh input, begitulah korelasi mereka. Iya, disini bacaan dikategorikan sebagai input, sementara tulisan adalah output-nya. Ketika bahan bacaan mengandung unsur yang menginspirasi, maka kemungkinan besar si pembaca akan menulis sesuatu yang menginspirasi juga. Ketika yang senang dibaca adalah lelucon, maka yang ditulis pun pasti cenderung menghibur.

Banyak bacaan yang telah tersedia di berbagai media. Ketika alasan kita adalah capek karena perlunya mobilisasi ke perpustakaan yang cukup jauh, maka cukup aktifkan perangkat handphone kita, dan carilah bacaan dengan menjelajah secara virtual. Dalam hal ini, kita juga harus pintar memilih sumber bacaan kita, tentunya dari yang terpercaya, bukan dari sumber yang suka memberitakan kebohongan.

Telinga Mendengar, Sumber:https://www.alodokter.com
Telinga Mendengar, Sumber:https://www.alodokter.com

Sumber untuk menciptakan tulisan salah satunya dari pendengaran. Para reporter dan wartawan pasti kenal dekat dengan ini. Iya, setiap hari mereka mewawancarai berbagai narasumber, mendengarkan cerita mereka para orang terkenal, mulai dari pejabat negara, artis ibukota, influencer (orang yang memberikan pengaruh), orang-orang sukses, dan masih banyak lagi. Mereka ingin tahu dan menggali lebih banyak informasi dari mereka, yang telah terkenal dan menginspirasi banyak orang tersebut. Selain itu, juga karena itu memang pekerjaan mereka.

Untuk mempermudah pekerjaan, hasil wawancara pun biasanya direkam di recorder. Kemudian, mereka dengarkan dan tulis sebagai berita di media massa. Metode perekaman tersebut sangat baik gunanya, karena mereka bisa mendengarkan berulang kali, sehingga potensi ada kata yang terlewat tercatat semakin kecil. Hal ini tentunya jauh lebih baik dibandingkan apabila mereka mencatat di saat narasumber berbicara.

Bila kita tidak bisa menjangkau mereka, orang terkenal itu, cerita-cerita bijaksana dan menginspirasi pun dapat kita dengarkan dari pengalaman orang yang terdekat dengan kita, orang tua. Iya, pastinya orang tua telah banyak memakan asam garam dari peristiwa hidup yang dilalui, menganalisisnya, dan menceritakan segala yang baik yang seharusnya anaknya kerjakan. Tidak ada satupun orang tua yang ingin anaknya terperosok jatuh seperti kejadian di masa kelam mereka. Maka, sangat perlu kita dengar-dengaran kepada orang tua, agar bijaksana dan inspirasi hidup mereka, tersalur kepada kita.

Terbiasa Menulis, Sumber:https://sevima.com
Terbiasa Menulis, Sumber:https://sevima.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun