Mohon tunggu...
hony irawan
hony irawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penggiat Advokasi dan Komunikasi Isu Sosial, Budaya dan Kesehatan Lingkungan

pelajar, pekerja,teman, anak, suami dan ayah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rapidness Test

1 Desember 2020   09:36 Diperbarui: 1 Desember 2020   09:42 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semakin yakin saya, bahwa kontribusi kita memang kurang dari 1% bahkan kurang dari 0.000~1% untuk terjadinya sesuatu. Kita memang ikhtiar, lari-lari ke sana ke mari, tapi juga ada peran alam dan banyak orang yang diutus Tuhan untuk semuanya memungkinkan. Serius ini gaes...! Salah satunya lewat keterampilan dan pengetahuan pengemudi taxi on line (taxol) yang bisa sangat membantu pelanggan hingga memungkinkan tiba di tempat tujuan dengan selamat dan tepat waktu.

Berangkat memang mepet-mepet, tiket 05.44, pesan taxol dari rumah 04.10 wib. Biasanya 45 menit sampai bandara Soeta dari Jagakarsa, gitu pikir saya. Ternyata si sopir taxol e-moneynya gak cukup untuk masuk tol JORR. Ini juga perhatian untuk pengemudi taxol Jabodetabek terutama, diusahakan selalu standby isi e-money yang cukup. 

Jadi kami putuskan masuk tol dalam kota. Saya bilang kami, karena diputuskan dengan musyawarah dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. He he he... Tent setelah drama di depan pintu tol JORR, yang baru ketahuan ternyata saya juga salah bawa e money. Jadi harus mundur balik keluar area gerbang tol untuk menuju ke arah mampang. He he he... Di sini saya juga mengaku salah gak mengantisipasi kemungkinan sopir taxol saldonya tidak cukup.

Sampai di sekitar jalan Mampang, belum yakin e-moneynya cukup, sopir taxol akhirnya minta ijin beli dulu di Alfa midy yang sudah buka. Jadi mampir-mampir ini bikin waktu semakin mepet.

Bersamaan dengan itu, teleponlah kawan yang telah tiba di bandara lebih dahulu. Ternyata masih juga harus rapid test sebelum check in katanya. Jeger... ! Maka kelabakan lah saya. Karena belum siapkan rapid test sebelum berangkat. Saya kira sudah gak perlu gitu-gituan lagi...!?

Sopir taxol tancap gas hingga rata-rata 100 km per/jam. Alhamdulillah jalan masih lengang. Kawan telepon lagi kasih info bahwa posisi tempat rapid test ada di pekarangan dekat gate 5 kedatangan. Kebayanglah saya, sehingga harus minta sopir taxol untuk turunkan saya di gate 5 kedatangan.

Nah di sini pentingnya pemahaman sopir taxol untuk tahu tempat tujuan pelanggan. Setelah lihat jalan menuju terminal 3 kedatangan ditutup, si sopir taxol yang sepertinya paham betul tata letak bandara menyarankan saya untuk turun di gate 5 keberangkatan untuk turun dengan lift di sana menuju gate 5 kedatangan.

Lari-lari kecil saya menuju rapid test yang posisinya lumayan jauh dari lokasi saya turun, di area luar gedung bandara. Alhamdulillah masih belum banyak antrian. 

Kepada bapak yang juga mengantri dan tiket masih lebih lama, saya minta maklum untuk didahulukan. Baik banget si bapak... Semoga bapak itu akhirnya juga non-reaktif seperti saya. Kebayang kan kalau ternyata reaktif, berarti harus menunda keberangkatan, padahal sudah janji dengan banyak orang di tempat tujuan.

Saya kabarkan kawan yang telah di ruang tunggu, bahwa saya sedang menunggu hasil rapid test. Kawan saya menenangkan dan membesarkan hati saya. Tambah kaget lagi saya setelah dikasih info bahwa ruang tunggunya di gate 25. Waduh keburu gak ini!?

Nafas saya tersengal-sengal, karena sudah bukan lagi lari kecil, tapi sprint. Sambil membawa lembar rapid test di tangan yang berkibar-kibar laksana selebrasi pelari membawa sang saka Merah Putih. Awalnya pasti terlihat heroik banget... lari kencang wush... wush... wush... Tapi kemudian nafas dan kaki yang sejak pandemi kurang terlatih, tak mampu lagi mengimbangi hasrat yang membara. He he he

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun