Mohon tunggu...
Honing Alvianto Bana
Honing Alvianto Bana Mohon Tunggu... Petani - Hidup adalah kesunyian masing-masing

Seperti banyak laki-laki yang kau temui di persimpangan jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memahami LGBT Tanpa Perlu Menjadi Hakim

27 Oktober 2020   16:28 Diperbarui: 27 Oktober 2020   16:37 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi LGBT (rumahfilsafat.com)

Kalau cara baca Alkitabnya mau konsisten literalis, harusnya kita  tetap mendukung perbudakan dan hukuman rajam seperti itu.

Artinya, larangan terhadap perbudakan dan hukum rajam kepada anak, dilarang karena tradisinya memang melarang, tapi teks kitab sucinya tidak melarang.

Oleh karena itu, kita perlu hati-hati dan membangun dialog dengan penerimaan yang hangat sebelum menghakimi mereka yang kebetulan memiliki orientasi seks yang berbeda. Saya percaya, Tuhan tidak mungkin melihat manusia sebatas pada orientasi seksualnya untuk menentukan seseorang masuk ke dalam surga atau neraka, bahagia atau menderita. Namun lebih daripada itu, Tuhan melihat hati manusia.

Selain itu, momentum ini menjadi momen penting bagi kita semua, untuk memahami dan mempelajari isu LGBT yang kompleks dan rumit, sehingga secara utuh dapat menghindari kesalahan berargumen juga menalar yang dapat melahirkan sikap dan perilaku diskriminatif terhadap saudara-saudara kita yang memiliki orienstasi seks yang berbeda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun