Mohon tunggu...
Honing Alvianto Bana
Honing Alvianto Bana Mohon Tunggu... Petani - Hidup adalah kesunyian masing-masing

Seperti banyak laki-laki yang kau temui di persimpangan jalan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sabda kepada Kota Dingin

24 April 2020   22:29 Diperbarui: 24 April 2020   22:49 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timor Tengah Selatan (travel.detik.com)

I. Kembalilah

Seusai 9 purnama, 8 gerhana, dan ribuan senja berlalu. Aku masih disini mendambamu.

Serunyam itu diriku terjebak, dalam gigil dipinggir unggunan. Dari rumah-rumah tua di lembah-lembah Fatuulan.

Maka jika kau kembali...

Ijinkanlah aku bersumpah, pada batu-batu pemali disekitar Fatumnasi. Untuk menjadikanmu ibu pada tanahku.

Akanku goreskan kembali sajak-sajakku, tentang bibirmu yang begitu ranum. Dari pesisir Oetune yang begitu teduh.

Akanku minta para tetua adat disepanjang kampungku, untuk menyambutmu lewat syair-syair natoni. Tentang indahnya mencintaimu.

Maka kau harus kembali, manisku!

Kembali bersama semilir angin, dan reruntuhan hujan untuk mencintaiku. Agar kita bisa merayakan semua rasa dengan merdeka.

Karna kau adalah segenggam harapan, pada mata air dikaki mutis. Yang memberikan kehidupan pada semua makluk diatas tanahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun