Mohon tunggu...
Honing Alvianto Bana
Honing Alvianto Bana Mohon Tunggu... Petani - Hidup adalah kesunyian masing-masing

Seperti banyak laki-laki yang kau temui di persimpangan jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kampus, Tempat Beternak Teroris?

14 Mei 2018   22:27 Diperbarui: 14 Mei 2018   23:02 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Untuk memberantas terorisme tidak cukup hanya dilakukan dengan mengirim timah panah. Hal yang perlu kita lakukan adalah melihat tempat dimana kelompok2 terorisme itu lahir, tumbuh dan berkembang. Kelompok terorisme itu selama ini tumbuh di 3 tempat, yaitu tempat pengajian keagamaan, tempat ibadah dan kampus. Untuk mengulas hal ini, saya hanya ingin mengulas soal yang ketiga saja. Kalau soal pertama dan kedua, saya tidak mau mengulasnya.

Menurut saya, kelompok2 intoleran dan teroris itu selama ini melakukan pengkaderan dari kampus dengan menunggangi beberapa organisasi serta selanjutnya melakukan meracuni pemikiran  (pencucian otak) lewat kajian-kajian yang kaku dan tertutup. Hal ini memang sulit di deteksi bagi orang awam, apalagi bagi kita yang berbeda keyakinan.

Untuk mmencegah pemikiran2 intoleran dan radikal (ekstrimisme) di dalam kampus itu hanya bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Berikan ruang kepada organisasi2 mahasiswa beraliran kiri, atau organisasi2 yg biasa di cap sebagai kelompok liberal di dalam kampus. Hanya dengan cara seperti inilah suasana dan iklim yg tepat agar terwujud percakapan2 publik dan saling beradu gagasan dengan sudut pandang yang berbeda bisa kita laksanakan untuk menghambat pemikiran2 yang radikal (ekstrimis).

2. Kampus sebagai tempat penggemblengan diri harus bisa menciptakan suasana yang merdeka dalam berpikir. Dengan memberikan ruang sebesarnya bagi mahasiswa untuk berbeda pendapat, yang di mulai dari dalam kelas, tanpa dosen takut tersaingi. Hal ini penting agar pihak dosen bukan hanya sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yg seringkali melah mengajari mahasiswa untuk hanya meyakini satu pemikiran dan menolak pemikiran2 lain.

3. Menginstruksikan kepada kelompok-kelompok kajian serta organisasi2 kemahasiswaan agar bisa membuka diri terhadap kelompok2 lainnya. Hal ini perlu karena di dalam beberpa organisasi kemahasiswaan masih sangat tertutup untuk menerima perbedaan.

Beberapa hal diatas harus dilaksanakan jika kita ingin agar kampus sebagai institusi yang bertugas memanusiakan manusia bisa benar-benar terhindar dari pemikiran-pemikiran intoleran dan radikalisme (ekstrimis). Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun