Sebagai fragmenter, semut berperan dalam pencacahan bahan organik agar mudah terdekomposisi. Semut dapat membuat serasah daun menjadi potongan -- potongan kecil sehingga akan memudahkan mikroorganisme untuk mendekomposisi menjadi bahan organik.
Semut menyukai tempat yang memiliki banyak bahan organik, karena banyak fauna tanah yang dapat menjadi makanan bagi semut pada lahan yang memiliki kandungan bahan organik yang tinggi.Â
Bagi petani, tanah yang mengandung bahan organik yang tinggi membuat tanaman yang dibudidayakan menjadi lebih subur dan hasil panen lebih baik. Bahan organik mampu memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah seperti membentuk struktur tanah. Bahan organik akan mempengaruhi C/N rasio tanah yang juga akan mempengaruhi proses dekomposisi.Â
Bahan organik menjadi penyuplai unsur hara essensial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman terutama N, P, dan S yang lebih banyak (Atmojo, 2003). Tentu saja ini akan sangat menguntungkan petani karena semut dapat menyedia unsur hara yang sangat besar. Dampaknya tanaman akan mendapatkan suplai unsur hara yang tercukupi dan dapat meningkatkan hasil panen.
Sebagai pembuat lubang aerasi, semut dapat memperlancar pergerakan udara di dalam tanah dengan jalan -- jalan dan sarang yang dibuat. Jalan -- jalan yang dibuat oleh semut di dalam tanah mempengaruhi porositas tanah. Dengan porositas tanah yang sedikit lebar, membuat pergerakan udara di dalam tanah menjadi lebih mudah.Â
Dengan begitu akar pada tanaman dapat dengan mudah mendapatkan suplai oksigen yang dibutuhkan. Menurut Geisler (1965), akar membutuhkan oksigen agar dapat menyerap unsur hara secara optimal.Â
Oksigen dapat mendorong masuk nutrisi di dalam tanah seperti nitrogen, amonia dan sulfur ke dalam dinding sel akar. Dengan lubang aerasi yang dibuat oleh semut, akar akan semakin mudah mendapatkan suplai oksigen sehingga membuat akar mudah menyerap nutrisi yang ada pada tanah.
Sebagai polinator, semut berperan dalam menyebarkan pollen pada kepala putik sehingga mempercepat penyerbukan. Dengan peran semut sebagai polinator ini, tanaman petani menjadi lebih cepat memasuki fase pembuahan dan akan mempercepat panen.Â
Menurut Purwatiningsih (2014), serangga polinator membuat kuantitas dan kualitas hasil panen menjadi lebih baik. Tentu saja hal ini sangat menguntungkan petani untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas panen.
Walaupun ukurannya kecil, semut mampu memberikan dampak yang besar pada ekosistem terlebih dalam lingkungan pertanian. Dengan berbagai macam keuntungan yang diberikan oleh semut, diharapkan petani dapat menjaga lingkungan sekitar lahan pertanian sehingga tidak mengganggu habitat semut.Â
Penggunaan pestisida dan pupuk kimia sintetik yang berlebihan dapat membuat semut terganggu atau bahkan sampai membunuh koloni semut. Hilangnya semut dari habitatnya juga dapat merusak ekosistem disekitar lahan pertanian, yang dapat berdampak dengan melonjaknya hama tanaman karena kurangnya predator alami.Â