Mohon tunggu...
HOLLY
HOLLY Mohon Tunggu... Swasta -

Menulis berdasarkan apa yang saya lihat dan rasakan, bukan berdasarkan 'Katanya'. Apabila ada yang mau sharing pendapat atau pertanyaan, silahkan chat ke email berikut Email : hollylubis@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Akhirnya Saya Mendapat Perkerjaan, Setelah Menjadi Pengangguran Bertitel Sarjana

3 Januari 2016   11:04 Diperbarui: 3 Januari 2016   20:22 7415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Disaat mahasiswa sudah dinyatakan lulus sidang skripsi, banyak dari mereka yang langsung mencari pekerjaan walaupun ijazah belum ditangan. Ada yang cepat mendapat pekerjaan, ada juga yang sulit mendapatkannya. Dan saya termasuk orang yang sulit mendapatkannya, berikut kronologinya :

  1. Saya dinyatakan lulus sidang skripsi pada pertengahan bulan April 2014.
  2. Pada akhir bulan Mei 2014, ijazah saya sudah keluar, dan seharusnya sudah bisa mencari pekerjaan.
  3. Tetapi saya belum mencari pekerjaan, karena masih ingin istirahat dari segala aktivitas, karena menurut saya saat itu skripsi sangat membuat saya frustasi.
  4. Saya membatasi liburan saya tersebut sampai hari raya Idul Fitri 2014.
  5. Setelah 1 minggu dari Hari Raya Idul Fitri 2014, saya baru memulai apply pekerjaan di semua media pencari kerja, saya mulai membuat akun, membuat CV selengkap mungkin.
  6. Alhasil saya mendapatkan panggilan dari sebuah Event Organizer untuk training menjadi Telemarketing, perasaan saya bahagia saat itu, karena saya merasa lumayan cepat dari proses saya memulai mencari pekerjaan setelah Idul Fitri lalu.
  7. Tetapi, saya kurang nyaman dengan semua yang saya lakukan di EO tersebut, dari jenis pekerjaannya yang saya kurang suka, hingga bosnya yang arogan.
  8. Saya pun mundur dari training tersebut secara tidak baik-baik, hanya dengan SMS ke mentor saya bahwa saya tidak bisa melanjutkan training.
  9. Akhirnya saya mencari kembali pekerjaan lain, melalui website, email, jobfair, semua saya ikuti, sampai saya mendapat panggilan di sebuah Bank, saya mengikuti setiap seleksinya dan Alhamdulillah, saya lulus sampai tahap hamper akhir, tinggal medical check up saja.
  10. Medical check-up dilakukan disalah satu hotel di Jakarta, dan cukup banyak peserta saat itu.
  11. Setelah 2 minggu tidak ada kabar, akhirnya saya menyerah menunggunya, karena mungkin tidak lolos, saya pun menghubungi teman-teman saya yang bersama melakukan seleksi dan medical check up saat itu, dan jawabannya pun sama, mereka tidak mendapat panggilan juga. Entah dimana kesalahannya.
  12. Saya sudah hampir menyerah dan kesal, karena justru ditahap paling akhirlah saya justru gagal.
  13. Sampai akhirnya saya pun diwisuda di bulan Desember 2014, saat itu saya sadar bahwa dengan wisuda ini saya sudah benar-benar bukan mahasiswa lagi, tetapi adalah pengangguran bertitle sarjana, karena belum juga mendapatkan pekerjaan.
  14. Saya dilanda frustasi yang begitu berat, karena banyaknya tekanan dan rasa malu dari lingkungan, karena sudah mahal-mahal kuliah, melamar pun banyak yang ditolak.
  15. Sampai akhirnya saya meminta bantuan teman saya, untuk memasukkan saya ke tempat dia bekerja, dan saya menjalani interview, tetapi disinilah kesalahan saya, saya terlalu meremehkannya, dan alhasil ditolak.
  16. Pada bulan Maret 2015, saya sudah benar-benar menyerah karena teman dekat saya yang sebelumnya bersamaan dengan saya menjadi pengangguran, ia pun sudah mendapatkan pekerjaan, bagaimana dengan saya?
  17. Saya tetap berusaha mencari pekerjaan, mendatangi jobfair sendirian walaupun lokasinya yang jauh.
  18. Mungkin dengan inilah Allah menegur saya, saya mulai sholat tahajud setiap malam, sholat Duha setiap hari, menjadi anak yang lebih baik terhadap orang tua (karena sulitnya saya mendapat pekerjaan yang membuat saya frustasi sehingga saya tidak mau keluar kamar dan sedikit sekali berbicara dengan orang tua saya).
  19. Disinilah Allah mendengar keluh kesah hambanya, dititik terlemah manusia, ketika tidak ada lagi sandaran, hanya kepada Allah lah seluruhnya diserahkan, Allah mendengar doa saya.
  20. Saya ubah niat saya, yang semula mencari pekerjaan untuk mendapatkan uang, saya ubah yang pertama untuk membuat orang tua saya bahagia. Itu saja yang saya inginkan saat itu.
  21. Suatu pagi saya membuka website pencari kerja, seperti biasa saya mencari lowongan dan apply, saya tidak pilih-pilih lagi apapun pekerjaannya yang penting All jurusan.
  22. Saya melamar bagian Administration & General Affair disebuah perusahaan leasing, selang dua jam saya ditelepon oleh pihak HRD nya untuk datang interview keesokan harinya, dan saya bersedia untuk datang.
  23. Keesokan harinya (21 April 2015) saya interview di perusahaan tersebut dan langsung mengikuti psikotes, setelah menunggu seharian saya didatangi kembali oleh karyawan tersebut, bahwa saya ditawarkan ke bagian HRD karena menurutnya posisi yang saya lamar lebih interest ke laki-laki, dan saya saat itu yang hampir putus asa tidak mendapat pekerjaan, maka saya terima tawaran tersebut. Maka saya disuruh menunggu untuk diinterview langsung oleh atasan HRD disana.
  24. Sesi interview pun dimulai, saya diinterview oleh seorang wanita, lalu diperkenankanlah saya memperkenalkan diri, saya memulai dari nama dan panggilan, pendidikan, organisasi, pengalaman kerja dll.
  25. Saya tidak mempunyai pengalaman kerja, sehingga saya hanya menonjolkan di sisi magang dan organisasi saya, karena selama saya kuliah saya aktif mengikuti organisasi.
  26. Saat interviewpun suasana yang rileks saya dapatkan karena tidak hanya masalah pekerjaan saja yang beliau tanyakan, tapi hal lain pun yang tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan ia tanyakan, sehingga interview yang saya alami saat itu, tidaklah seperti interview pada umumnya, melainkan seperti ngobrol biasa tetapi dengan tutur kata yang rapi.
  27. Keesokan harinya, saya dihubungi oleh pihak HRD, bahwa saya diterima bekerja disana, dan disuruh membawakan persayarat seperti umumnya seseorang mempunyai pekerjaan baru.
  28. Tanggal 23 April 2015, adalah hari bersejarah bagi saya, karena pada tanggal itulah untuk pertama kalinya mendapatkan pekerjaan.
  29. Tetapi, kebahagiaan tersebut bukan lah yang terakhir, justru ketika masuk kerja, masih banyak rintangan yang saya hadapi,(akan saya share diwaktu lain).

Setelah saya telaah, ada banyak faktor yang membuat saya sulit mendapat pekerjaan, walaupun secara akademis saya termasuk kata ‘baik’, dan saya pun aktif berorganisasi. Berikut ini adalah analisa saya sendiri, jika anda setuju dengan saya, boleh diikuti, tetapi jika tidak, tidak mengapa, karena saya menghargai pendapat orang lain he..he..he.

 

  1. Niat, seringkali kita lupa dengan yang satu ini, bagi pencari kerja, perbaiki dulu niat kita untuk apa mencari kerja, dan serahkan kepada Tuhan. Seringkali kita lupa bahwa ada yang Maha Besar yang selalu memperhatikan setiap langkah kita, sandarkanlah hanya kepada Tuhan, segala niat dan usaha akan dijabah.
  2. Ambil kesempatan, untuk fresh graduate (seperti saya) yang belum sama sekali mempunyai pengalaman kerja, ambillah tawaran pekerjaan apapun (halal, pastinya) jangan pemilih, jangan mengharapkan gaji besar, wajar jika fresh graduate hanya mendapatkan gaji rendah saat baru mendapat pekerjaan, walaupun sudah sarjana.
  3. Jangan anggap remeh, setiap pekerjaan atau perusahaan yang kita cari untuk melamar, jangan segera mencap bahwa ini tidak bagus, itu tidak bagus , terimalah kekurangan dan kelebihannya, sekali lagi, pekerjaan pertama adalah batu loncatan untuk ke jenjang yang lebih baik. Jangan berharap lebih, anda akan menyesal nantinya.
  4. Kepintaran tidaklah selalu menjadi hal utama mendapat pekerjaan, tetapi kerja keraslah yang membuat kita mendapatkan apa yang kita inginkan.
  5. Belajarlah membuat CV yang baik.
  6. Belajarlah etika saat interview.
  7. Perbaiki penampilan, ya setiap orang memang begitu adanya diciptakan, tetapi berusahalah untuk rapi dan enak dipandang.
  8. Bangunlah chemistry dengan orang yang menginterview anda, jangan sombong, dan tetap tersenyum dengan tulus.
  9. Jangan permasalahkan jarak yang jauh atau pekerjaan yang sulit, semua bisa diatasi dengan niat dan belajar.
  10. Carilah teman (pelamar lain) setiap anda datang interview, kalau perlu minta nomor HP nya, hal ini membuat kita semangat dan mempunyai teman baru yang senasib jauh lebih menyenangkan rasanya karena bisa berbagi rasa.
  11. Ketika kita jadi pegangguran, pasti akan banyak orang yang meremehkan kita, entah itu tetangga, saudara dekat atau jauh, teman-teman, atau siapapun, jangan pedulikan, fokus ke tujuan, dan ingatlah Tuhan, jika perlu menangislah untuk Tuhanmu, bukan untuk mereka, jika anda memang benar-benar tidak kuat lagi menghadapinya.
  12. Kadang ketika kita sabar dari segala remehan orang lain, disitulah Tuhan sedang mengangkat derajat kita lebih tinggi dari orang-orang yang meremehkan kita, jadi, tetap sabar ya, saya tahu sekali perasaan anda.
  13. Carilah dan dekati teman-teman yang selalu ada disaat anda sedang down, karena dari kronologi yang saya utarakan di atas, saya jadi tahu mana, orang-orang yang tulus berada dekat saya saat susah maupun tidak.
  14. Cintailah orang tua anda, saya selalu ingat, “dimanapun, ketika kita merasa beruntung, ingatlah bahwa doa ibu sudah didengar”.
  15. Sedekah, tidak usah diragukan lagi hal yang satu ini, jangan menunggu mendapatkan pekerjaan baru mau sedekah, tetapi mulailah sedekah semampu anda, insya Allah, rejeki anda, perlahan akan dibuka untuk anda.
  16. Kalau sudah mendapat pekerjaan, jangan lupakan segala usaha yang anda tempuh selama ini tidaklah mudah, bantulah orang lain yang belum mendapat perkerjaan, karena walau bantuanmu hanya sedikit, itu sangat berarti bagi mereka.

Demikian pengalaman saya ini, semoga dapat membantu anda yang sedang sulit mendapat pekerjaan. Jangan menyerah dan tetap berpikir positif, mungkin Tuhan punya maksud mengapa kita termasuk orang-orang yang lama mendapatkan pekerjaan.

Bagi anda yang cepat mendapat pekerjaan, jangan lah tinggi hati, karena semua hal harus terus dikembangkan, bantulah orang-orang sekitar anda yang sulit mendapat pekerjaan, dekatilah, dan pahamilah mengapa mereka sulit mendapat pekerjaan, karena kebanyak orang akan beranggapan negative seperti, ‘’ah dia orangnya pemalas, ngapain gue bantuin’’.

Bantulah orang-orang disekitarmu, karena kebahagian perlu untuk dirasakan bersama.

Mengenai saya, Alhamdulillah, banyaknya orang yang dulu meremehkan saya, membuat saya berusaha bahwa dunia ini memang kejam, kalau memang kita bersungguh-sungguh pasti ada jalan. Tidak afdhol rasanya jika saya tidak menceritakan saya yang saat ini, jangan dianggap sebagai kesombongan, tetapi anggap sebagai motivasi, bahwa Tuhan selalu melihat hambanya yang berusaha dan Tuhan tidak pernah melupakan janjinya.

Setelah saya mendapat perkerjaan, saya dikontrak 6 bulan, setelah kontrak berakhir, saya diangkat menjadi karyawan tetap, dan alhamdulilah jabatan dan gaji saya sudah naik. Hal tersebut membuat orang tua saya bangga, dan dari situpun saya perlahan bisa mencicil mobil saya sendiri dari gaji saya, Alhamdulillah. (saya tetap bersyukur walaupun baru bisa mencicil mobil saja dari uang saya sendiri, hal itu saja sudah membuat saya bahagia)

Dan apa jadinya orang yang dulu meremehkan saya, bukannya saya sombong, tetapi sampai saat ini mereka tidak jadi apa-apa, mereka yang dulu menjauhkan saya, sekarang selalu tersenyum  dan menegur saya ketika saya lewat. Apa yang kita lakukan, balas senyum dan sapaan mereka, jangan sekali-sekali membalas perbuatan mereka yang lalu-lalu, karena jika mereka tidak memperlakukan saya demikian, saya tidak akan menjadi seperti saat ini.

 

Good Luck & Don’t Give Up.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun