Mohon tunggu...
Nur Halipah
Nur Halipah Mohon Tunggu... Editor - Ordinary girl with extraordinary life

Freelance with Freedom

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Prosais | Menjadi Sepotong Roti

20 Januari 2019   16:45 Diperbarui: 20 Januari 2019   17:00 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: www.pixabay.com/@beernc29

oleh: Nur Halipah

Sebab ragi tak menabur janji. Ia hadir memberi asa kepada pati.

Dalam rehat mencuri masa, bara membakar adonan. Aroma panggang terhidu penikmat adidaya, membentuk massa dipuja cerna. 

Kalap meniti remah, menarik jejeran semut hitam berpesta meriah. Namun, puasa membawa cendawan, melempar renjana ke dalam cawan.

Manusia terbuai dalam bangga semu, mengaku abadi karena kaki diri. Riak udara mengembus sahaja, "Lepaskan jemawa!" 

Putih tak berarti suci. Hitam tak selamanya kelam. Sebab sepotong roti bisa ditemani secangkir kopi.

Yogyakarta, 20 Januari 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun