Mohon tunggu...
Martin Deri
Martin Deri Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Saya biasanya dipanggil Martin Deri. Saya berasal dari Indonesia. Setelah menyelesaiakan kuliah di Denpasar, saya melanjutkan karir saya sebagai seorang penulis. Saya telah menulis banyak artikel. Pada umumnya, artikel saya bertautan erat dengan dunia digital marketing, teknologi, dan bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Sejarah Perkembangan Sendal

11 Januari 2020   10:20 Diperbarui: 11 Januari 2020   10:28 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sangat banyak sandal yang telah ditemukan di gua Fort Rock. Sebagian besar alas kaki ini ditemukan dalam keadaan rusak, ini berarti bahwa orang-orang terdahulu memilih untuk tidak menyimpan sandal yang telah rusak untuk digunakan kembali. 

Hal ini menyebabkan situs Fort Rock memiliki warisan alas kaki dengan jumlah yang fantastis, yaitu mulai dari ukuran anak-anak hingga ukuran dewasa dengan ukuran yang besar. Tidak ada situs lain yang memiliki penemuan alas kaki sebanyak  di wilayah gua Fort Rock.

Sejak penemuan tersebut, sandal terus mengalami evolusi hingga ditemukannya peninggalan bersejarah lainnya yang menunjukkan peningkatan kebutuhan terhadap fungsi alas kaki. 

Penggunaan berbagai macam bahan baku seperti kulit, jerami, ataupun bulu hewan terlihat sudah mulai diterapkan. Bahan-bahan tersebut mulai digabungkan untuk disesuaikan dengan kondisi iklim di daerah yang mereka tinggali. 

Banyak alas kaki peninggalan pra-sejarah yang mengalami peningkatan kualitas yang baik. Variasi alas kaki ini juga ditemukan di daerah lainnya dengan jenis yang hampir sama dan umumnya ditemukan diantara orang-orang yang tinggal di iklim panas.

Alas kaki juga mulai mengalami perubahan menjadi sesuatu yang populer di kalangan masyarakat terdahulu. Berbagai macam sandal dengan bentuk yang sederhana mulai diproduksi menggunakan bahan-bahan yang mudah untuk didapatkan, seperti kayu, maupun kulit sapi. 

Tidak dipungkiri pula, pembuatan sandal juga diproduksi dengan menggunakan teknik anyaman, jerami, maupun anyaman dari tali yang dibentuk dengan panjang melebihi kaki, ataupun dibagian depan dibuat terlipat ke dalam untuk melindungi jari kaki. Tak jarang bagian ujung kaki dibuat dengan model runcing ataupun setengah lingkaran dan diberi hiasan dekoratif. 

Ini merupakan terobosan terbaru dalam sejarah perkembangan sandal. Temuan yang lebih baru tertanggal 6.500 tahun menunjukkan peningkatan gaya terhadap penggunaan alas kaki, seperti bentuk jari kaki runcing dan bulat dengan menggabungkan hiasan dekoratif. Sandal terus mengalami perkembangan hingga beralih fungsi untuk membedakan status sosial sang pemakainya.

hellopunchbali.com
hellopunchbali.com
Awalnya, desain dasar sandal selalu berbentuk Y untuk memisahkan ibu jari dengan jari kaki lainnya untuk mempermudah pijakan. Tetapi seiring perkembangan waktu, terlihat bahwa sandal berbahan dasar kulit hewan digunakan untuk penduduk tingkat atas karena memiliki ketahanan yang baik terhadap segala cuaca, sedangkan penduduk tingkat bawah menggunakan bahan dari tumbuh-tumbuhan yang mudah didapatkan namun hanya mampu bertahan dalam jangka waktu yang sebentar.  

Evolusi sandal tidak hanya berdasarkan pada penggunaan bahan, tetapi berlanjut menjadi pilihan untuk menunjang penampilan berdasarkan dengan warna pakaian, maupun kegiatan sehari-hari.

Saat ini, sebagian besar sandal yang dibuat untuk pasar dunia pada pertengahan 2000-an biasanya dibuat dari bahan yang diproduksi untuk dapat digunakan kembali, misalnya karet, ban ataupun plastik.

Meskipun demikian, beberapa bahan dasar yang diambil dari alam masih digunakan untuk pasar lokal. Terkadang, sandal juga dibuat dengan modifikasi desain dari masa lalu sesuai dengan preferensi pasar untuk menghiasi kaki mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun