Mohon tunggu...
Hokky Zielma Puruhita Nagari
Hokky Zielma Puruhita Nagari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya Mahasiswa Baru 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Angka Gantung Diri di Gunungkidul Terus Meningkat, Kenapa?

21 Oktober 2021   01:49 Diperbarui: 21 Oktober 2021   01:58 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gantung diri sudah menjadi hal yang biasa di kalangan masyarakat Gunungkidul. Meski hal ini tidak selayaknya dilakukan, warga Gunungkidul banyak beranggapan hal ini biasa dilakukan oleh orang orang yang patah semangat dan menyerah menjalani kehidupannya.

Kasus gantung diri di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, meningkat signifikan selama Januari-Juli 2021. Jumlahnya bahkan sudah melampaui angka di 2020 dan hampir menyamai angka di 2019. Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Humas Polres Gunungkidul Iptu Suryanto mengatakan, hingga akhir Juli 2021, tercatat ada 32 kasus bunuh diri.

Lalu, apakah yang menyebabkan angka gantung diri di Gunungkidul ini terus meningkat? Mari kita bahas bersama sama. Penyebab kasus gantung diri di Gunungkidul :

Masalah Ekonomi 

Sudah menjadi masalah umum di kalangan kita, tidak dapat lagi dipungkiri bahwa masalah ekonomi pasti dijadikan alasan utama seseorang mengakhiri hidupnya. Tidak ada pekerjaan, dan sering disebut “pengangguran” bahkan menyebabkan beberapa orang menjadi depresi.

Seiring dengan bertambahnya angka pengangguran, angka bunuh diri pun ikut meningkat. Seperti tahun lalu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Gunungkidul kembali menyentuh angka 2,16 yang bahkan lebih tinggi dari dua tahun sebelumnya.

Dari sinilah, setidaknya 29 warga Gunungkidul memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena mengganggap tidak akan bisa bertahan hidup tanpa bekerja dan punya uang. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan bahwa gantung diri juga dilakukan oleh orang dengan ekonomi yang baik.

Menurut psikolog Lisa Firestone Ph.D, ada banyak kesalahpahaman tentang aksi bunuh diri, di antaranya adalah pelaku yang ingin mati tidak bisa ditolong. Kenyataannya, hal ini bisa diobati dengan komunikasi yang terarah.

Saat seseorang ingin mengakhiri hidupnya, ia merasa dirinya adalah manusia paling bersalah yang pernah ada. Rasa benci terus menguasai dirinya, amarah menyelimuti pikirannya sehingga tidak dapat menelusuri apa penyebab dan solusi untuk menghadapi masalahnya. Oleh karena itu, peran oranglain sangat dibutuhkan disini. Adanya dukungan dari orang orang terdekat sangat berpengaruh pada pengendalian diri orang yang sedang membenci dirinya sendiri.

Masalah Keluarga

Masalah keluarga kerap kali menjadi masalah penting yang disepelekan. Masalah keluarga berdampak banyak pada korbannya, dari depresi hingga bunuh diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun