Waktu makan siang, sebagaimana biasa Hoja bergegas ke warung bu Mimin,namun dari kejauhan terdengar suara marah bu Mimin, Hoja, buru-buru mendekati warung.
"Kamu bagaimana sih Jaka, saya cuma minta tolong jaga warung sebentar, kenapa sekarang warung saya berantakan, dagangan berkurang sedangkan uang tidak ada, kamu ini, tidak bisa ya dikasih amanah?, ujar bu Mimin sambil marah-marah.
"Kamu ini sengaja ya, mau rusak warung saya?, bu Mimin makin sewot sambil melihat-lihat warungnya, yang cuma ditinggal selama satu jam untuk menengok orng tua bu Mimin yang dikabarkan sakit.
"Hoja, coba kamu lihat kelakuan teman kamu ini, warung saya habis, dagangan saya berkurang katanya ada yang makan, tapi uangnya tidak ada!" ujar bu Mimin melihat Hoja datang.
"Jaka, tolong ceritakan, ada apa dengan warung bu Mimin ini?" tanya Hoja kepada Jaka.
"Begini Hoja, tadi aku kesini untuk makan siang, mendadak bu Mimin dapat kabar kalau orang tuanya sakit, aku dititipi warungnya, ya aku mau saja, karena bu Mimin cuma bilang sebentar, eh taunya lebih sejam!" jelas Jaka.
"Nah, yang buat warung bu Mimin ini berkurang banyak dagangannya apa Jaka?" tanya Hoja.
"Nah, sepeninggal bu Mimin, warung kedatangan teman-temanku, mereka kemari untuk makan siang, nah begitu melihat aku yang jaga warung mereka makan sesukanya, dan aku tidak mencatat mereka makan apa, ada 10 orang temanku, warung penuh, aku yang melayani mereka saja dibuat binggung," jelas Jaka.
"Celakanya, habis makan mereka bilang hutang, tolong bilang bu Mimin, kata mereka sudah biasa mereka hutang, bayar kalau gajian tiap sabtu, ya aku mengangguk saja, dan lagi-lagi aku lupa mencatatnya hanya mengandalkan ingatanku saja!" lanjut Jaka.
"Sudah kau laporkan teman-temanmu itu ke bu Mimin?" tanya Hoja.
"Belum Hoja, keburu bu Mimin marah-marah ke aku jadi aku lupa melapor ke bu Mimin." Jawab Jaka