Duk ..... duk ...... duk ........, pintu rumah Hoja diketuk Jaka, ada wajah kecemasan di raut wajahnya, Hoja membuka pintu, "Ada apa Jaka, siang-siang kok kerumah aku, nanti malam aja, kita main gaple, sambil ngopi dan silaturahmi," sambung Hoja.
"Penting ini Hoja, Penting, kalau gak penting buat apa aku kesini," seru Jaka.
Hoja mempersilahkan tamunya masuk dan menemani duduk di ruang tamu, "silahkan duduk Jaka, mau minum apa?" tanya Hoja.
"Tidak usah repot-repot Hoja, aku mau langsung ke permasalahan," sergah Jaka.
"Memuliakan tamu kewajiban tuan rumah Jaka, sebentar ya, aku ambil minum air putih untuk kamu," dan Hoja pergi ke dapur mengambil air putih.
"Begini Hoja, tadi, aku membaca ada seorang guru yang di jadikan tersangka untuk kasus rush money, aku lihat fb dia, dan memang banyak tulisan-tulisan dia yang dianggap polisi memprovokasi!" ujar Jaka, ketika melihat Hoja keluar dari dapur.
"Aku juga membacanya Jaka, dan kamu bukan guru itu kan?, kenapa kau kelihatan khawatir?" tanya Hoja.
"Akun medsosku mirip dia Jaka, isinya ya begitulah, nah sekarang terpikir olehku, bisa-bisa aku diperkarakan oleh polisi, nah aku mau tanya kamu, mungkin tidak aku diperkarakan karena tulisanku di medsos?" tanya Jaka.
"Kalau menggunakan kata mungkin, mungkin saja kamu mengalami hal serupa, karena aku bukan polisi, ya aku tidak bisa memastikan dan aku sudah tidak ikuti lagi akun medsosmu Jaka, males aku membacanya," ujar Hoja.
"Kenapa kamu menghapus pertemanan kita di medsos, aku hanya menyampaikan apa yang aku pikirkan, aku rasakan, aku tuangkan di medsos, boleh kan Hoja?".jawab Jaka.
"Boleh saja, tidak ada yang larang, dan engkaupun tidak boleh melarang aku menghapus akun medsosmu di akun medsos aku, medsos buat aku ajang sulaturahmi, bukan membuat orang tidak nyaman dengan tulisan serta gambar-gambar yang tidak aku sukai," jawab Hoja.