“Manusia mencari kemuliaan di pintu-pintu para penguasa, namun mereka tidak akan mendapatkannya melainkan hanya dalam ketaatan kepada Allah.”
_____________
Hoja, aku tau kau bodoh, tapi kalau ditraktir makan, suka muncul kecerdasanmu, ayo kita ke warung Bu Mimin, aku traktir kau makan," ujar Wak Oding, begitu ketemu Hoja di jalan.
" Da saya mah, hayuk ajah kalau ditraktir makan, rejeki nomplok mana saya tolak, hayohlah Wak Oding, kita ke warung Bu Mimin, karena Wak Oding membutuhkan kecerdasan saya, maka syaratnya, saya dibolehkan makan sekenyangnya ya Wak Oding, deal? Ajak Hoja ke Wak Oding.
"Deal, ayo berangkat," ajak Wak Oding.
Maka, berangkatlah mereka ke warung Bu Mimin, kebetulan warung itu sedang sepi, sehingga memudahkan mereka untuk ngobrol.
"Begini Hoja, aku ingin maju lagi jadi Kades, cuma, citraku yang dulu, yang dianggap masyarakat suka potong dana proyek, suka memperlama urusan masyarakat di desa, itu akan membuat aku sulit untuk dipilih kembali, jadi gimana caranya aku bisa terpilih Hoja,"ujar Wak Oding, begitu melihat Hoja selesai makan di warung Bu Mimin.
"Wah mikir berat itu Wak Oding, kudu pake kopi segelas nih mikirnya," ujar Hoja, "Bu Mimin, kopi dong!" Teriak Hoja.
"Wak Oding, Apa enaknya sih jadi Kades, saya mah ogah, enak jadi peternak dan jadi petani, atau pedagang, lebih halal rejekinya Wak Oding!" tanya Hoja.
"Untuk pertanyaan model begitu, aku tidak butuh kecerdasan kamu Hoja, aku ingin kau memberi masukan ke aku bagaimana caranya aku bisa jadi Kades lagi, atau aku tinggalkan kamu di warung Bu Mimin ini tanpa kubayarkan makanan dan kopimu itu Hoja?" Tanya Wak Oding kesal.
"Ah Wak Oding, sensi amat, baiklah Wak Oding, aku sarankan Wak Oding jadi orang suci, minimal penampilan, ucapan dan laku Wak Oding!" Ujar Hoja.