Mohon tunggu...
Husni Fatahillah Siregar
Husni Fatahillah Siregar Mohon Tunggu... Lainnya - Content Writer

Corporate Communication - Tennis Addict

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Covid-19 Membuat Praha Diselimuti Salju

17 Januari 2021   12:08 Diperbarui: 17 Januari 2021   12:27 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salju menyelimuti Praha (Foto Dok. Pribadi)

Hidup di negara empat musim tentunya memberikan keuntungan dapat merasakan dan menikmati pergantian tiap musim yang memberikan sensasinya tersendiri, termasuk ketika menikmati musim dingin. Musim dingin selalu diidentikkan dengan salju, namun tidak melulu akan menemukan salju di musim dingin.

Tahun ini merupakan tahun kedua saya menetap di Praha, dan tahun ketiga dapat menikmati musim dingin. Loh, kok bisa sudah tiga kali merasakan musim dingin padahal baru dua tahun menetap di Praha? Karena saya dan keluarga tiba di Praha di bulan Januari tahun 2019 dimana pada bulan itu masih musim dingin, kemudian di tahun yang sama di bulan Desember kami menikmati lagi musim dingin tahun 2020.

Ketika akan pindah ke Praha, yang ada dalam benak saya adalah semoga bisa "bertemu" dan merasakan salju. Maklum saja, orang kampung diberikan kesempatan untuk tinggal dan menetap di benua Eropa pastinya yang dicari adalah kesempatan untuk merasakan salju. A

lhamdulillah, di hari ketiga kami tiba di Praha kami langsung "disambut" oleh salju. Salju yang cukup deras hingga membuat anak saya seolah mendapat durian runtuh, tentunya termasuk saya yang girang setengah mati akhirnya bertemu salju, namun harus tetap 'jaim' di depan anak. Tanpa peduli badan masih beradaptasi dengan perbedaan waktu, kami memutuskan untuk menikmati salju, kesempatan tidak akan datang dua kali toh.

Dan, benar saja. Salju hanya turun satu hari. Setelahnya tidak ada lagi salju hingga musim dingin di tahun 2019 berakhir. Saya berpikir tidak masalah hanya bisa menikmati salju satu hari, yang penting "sudah sah" menjadi bagian dari warga Eropa, khususnya Praha, dengan bertemu salju. Musim dingin tahun 2020 saya berharap akan bertemu lagi dengan salju. Namun, sepertinya sang salju enggan menyapa  kembali, hingga musim dingin di tahun 2020 dilalui tanpa ada sensasi salju.

Tuhan memang Maha Pengasih. Di saat tahun 2020 harus dilalui dengan banyak berdiam diri di rumah karena pandemi covid-19, Tuhan memberikan anugerahnya di musim dingin tahun 2021 dengan limpahan salju yang menyelimuti Praha. 

Seyogianya, tahun 2020 lalu saya dan keluarga sudah memiliki rencana untuk menjelajahi kota-kota di Eropa. Mumpung tinggal di Eropa, tentunya kesempatan untuk bisa berkeliling Eropa tidak boleh dilewatkan begitu saja. Manusia hanya bisa berencana, Tuhan juga yang punya Kuasa.

Awal tahun 2020 dunia diguncangkan dengan pandemi covid-19 yang hingga saat ini masih  belum reda, bahkan di beberapa negara Eropa termasuk Ceko, perkembangan kasus covid-19 menunjukkan angka kenaikan yang signifikan. 

Bahkan Ceko yang sempat dijadikan contoh oleh kalangan Uni Eropa dalam mengantisipasi penyebaran wabah covid-19 di gelombang pertama, akhirnya harus merasakan "pahitnya" pandemi covid-19 terutama setelah libur musim panas tahun 2020. 

Jumlah kasus covid-19 di Ceko mengalami kenaikan yang sangat drastis. Dan puncaknya tanggal 6 Januari 2021 lalu, kasus covid-19 di Ceko menyentuh rekor tertingginya sejak pandemi covid-19 masuk ke Ceko, yaitu sebanyak 17.668 kasus.

Tidak jauh berbeda dengan kondisi di Indonesia, tingginya kenaikan kasus covid-19 di Ceko dibarengi dengan ramainya aksi masyarakat lokal yang menentang kebijakan pemerintah Ceko dalam melakukan restriksi atau pengetatan di beberapa sektor ekonomi. 

Para pelaku usaha di Ceko menjerit karena usaha mereka terancam bangkrut jika pemerintah terus melakukan pengetatan kegiatan usaha. Berbagai upaya dilakukan pemerintah Ceko untuk bisa menyeimbangkan antara penerapan protokol kesehatan dan perputaran roda ekonomi masyarakat.

Selain penolakan kebijakan dari masyarakat atas pengetatan yang dilakukan, juga sempat terjadi aksi penolakan vaksinasi. Pada tanggal 10 Januari 2021, sekitar 3000 orang berkumpul dan menyuarakan suara mereka untuk menolak vaksinasi. Namun, sejauh pengamatan saya sebagai ekspatriat yang menetap di Praha, pemerintah mampu menciptakan kondisi yang kondusif dan stabil.

Kembali ke persoalan salju, kehadiran salju di musim dingin tahun ini seolah menjadi pelipur lara, khususnya untuk saya yang harus mengikhlaskan diri untuk tetap bersabar belum bisa menjelajah Eropa. Salju yang turun bukan hanya sehari, dua hari atau bahkan satu minggu. 

Tapi, hingga saat ini sudah masuk minggu kedua salju terus menerus mengguyur Praha, dan Ceko pada umumnya. Dan menurut prakiraan cuaca, salju masih akan berpotensi turun hingga minggu berikutnya ketika tulisan ini saya publish. Dan yang membuat anak saya kegirangan -- sebenarnya bapaknya yang lebih girang -- adalah salju turun dengan intensitas yang sedang hingga deras, dan menciptakan ketebalan yang cukup untuk merasakan sensasi salju dengan tingkah polah norak kami.

Kegembiraan kami menikmati salju ditengah pandemi covid-19 (Foto Dok. Pribadi)
Kegembiraan kami menikmati salju ditengah pandemi covid-19 (Foto Dok. Pribadi)
Asumsi saya covid-19 mengakibatkan salju turun dengan derasnya dan menyelimuti Praha selama dua pekan ini. Tidak hanya di Ceko sebenarnya, di negara-negara Eropa lain pun saat ini juga mengalami hujan salju, bahkan di Spanyol yang kabarnya sudah puluhan tahun sudah tidak pernah turun salju saat musim dingin, beberapa waktu lalu menghadapi badai salju yang cukup parah. 

Saat menulis artikel ini pun saya sambil membaca running text di Al Jazeera yang menyebutkan Swiss juga mengalami hujan salju yang cukup lebat dengan ketebalan salju hingga 30 cm.

Sepanjang tahun 2020 bumi seolah rehat. Tidak ada aktivitas manusia dengan segala hiruk pikuknya. Polusi udara berkurang sangat drastis karena aktivitas kendaraan pun berkurang. Secara tidak langsung mungkin kondisi ini yang menghadirkan atmosfir yang berbeda di musim dingin kali ini dibanding tahun sebelumnya, dan mengakibatkan salju bisa turun dengan deras berhari-hari khususnya di Praha.

Salju menyelimuti Praha (Foto Dok. Pribadi)
Salju menyelimuti Praha (Foto Dok. Pribadi)
Bagi saya, salju yang menyelimuti Praha selama dua pekan ini memberi makna bahwa terkadang apa yang menurut manusia baik belum tentu baik bagi Tuhan. 

Saya yang ingin menjelajahi Eropa, harus ikhlas untuk tetap di rumah saja. Karena Tuhan ternyata punya rencana-Nya sendiri. Dan Tuhan memberi yang terbaik bagi saya dan keluarga saat ini dengan menghadirkan salju untuk bisa dinikmati dan disyukuri selama melewati musim dingin dalam pandemi covid-19 ini.

Salam dari Praha!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun