Mohon tunggu...
Husni Fatahillah Siregar
Husni Fatahillah Siregar Mohon Tunggu... Lainnya - Content Writer

Corporate Communication - Tennis Addict

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Boleh Norak, Jangan Kampungan

27 Maret 2019   16:22 Diperbarui: 27 Maret 2019   17:09 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Euforia beroperasinya MRT di Jakarta hingga saat ini masih terasa. Setelah dinantikan cukup lama, akhirnya Indonesia bisa memiliki moda transportasi MRT. Yang ramai menjadi topik perbincangan saat ini tidak hanya sekedar kehadiran MRT, tapi bagaimana tanggapan tingkah polah warga saat menggunakan MRT ini. Karena dianggap sesuatu yang baru akhirnya banyak tingkah polah masyarakat yang membuat kita geleng-geleng kepala bercampur geram :-).

Judul tulisan saya kali ini rasanya (menurut saya) tepat untuk menggambarkan kondisi yang belakangan ramai di media sosial. Menurut KBBI arti kata "norak" adalah merasa heran atau takjub melihat sesuatu. 

Sementara KBBI mengartikan "kampungan" sebagai kiasan yang berkaitan dengan sesuatu yang terbelakang (belum modern), tidak terdidik, atau tidak tahu sopan santun. Foto-foto yang beredar di media sosial yang memperlihatkan warga yang bergelantungan dan naik ke atas kursi MRT menurut saya adalah tindakan kampungan. 

Seheboh atau setakjub apapun kita terhadap sesuatu yang baru, tapi bukan berarti kita melupakan adab dan etika di tempat umum. Tindakan tersebut tidak hanya memalukan tapi juga bisa membahayakan orang di sekitarnya. Apa yang dilakukan orang-orang tersebut menunjukkan orang yang sebenanya berpendidikan tapi malah berprilaku seperti tidak berpendidikan, tidak tahu sopan santun. 

Lantas, bagaimana dengan sekumpulan orang yang makan bersama di stasiun MRT? Menurut saya kondisi tersebut juga salah, tapi seharusnya dengan adanya petugas di sekitar stasiun MRT kejadian tersebut sejatinya bisa dicegah. 

Karena memang stasiun tidak diperuntukkan sebagai "area piknik". Kondisi ini mungkin bisa menjadi masukan bagi pengelola stasiun MRT untuk membuat ruang terbuka dimana orang bisa duduk santai sambil menikmati cemilan ringan. 

Di Praha, di beberapa stasiun metro (MRT), begitu keluar dari stasiun akan dijumpai taman-taman sehingga ketika seseorang ingin rehat sebelum melanjutkan perjalan bisa mampir sejenak ke taman tersebut, seperti ini: 

Foto Pribadi
Foto Pribadi

Foto di atas merupakan foto salah satu taman yang berada persis di antara pertemuan stasiun metro (MRT) dan halte tram di sudut kota Praha. Artinya ruang terbuka semacam ini perlu menjadi pertimbangan bagi pengelola MRT dan Pemerintah DKI Jakarta, sehingga warga yang menggunakan transportasi publik pun lebih merasa "diwongke". 

Ketika menggunakan transportasi umum, tentunya kita juga harus memperhatikan kenyamanan orang lain. Etika dalam menggunakan transportasi umum sangatlah wajib diimplementasikan karena yang kita gunakan adalah angkutan massal. 

Budaya antri dan mendahulukan orang lain yang patut didahulukan harus terus menerus digalakkan karena memang pelajaran di sekolah dasar di Indonesia belum sepenuhnya menyentuh budi pekerti, sehingga nilai-nilai tepa selira dan tenggang rasa harus diperkenalkan dan diajarakan di rumah dengan memberikan contoh. 

Pengelola MRT harus menempatkan petugas-petugas yang siaga selalu untuk memberikan informasi tentang etika saat di MRT. Dan, jangan segan-segan untuk menegur penumpang yang "kampungan".

Foto Pribadi
Foto Pribadi

Saya sudah melihat di media sosial beredar foto-foto pengguna MRT sudah bisa mengantri dengan benar, baik saat di eskalator atau saat akan masuk ke dalam MRT. Tentunya budaya antri ini tidak hanya untuk digunakan saat di MRT saja, tapi berlaku untuk penggunaan semua angkutan umum. 

Karena kalau kita lihat bagaimana perilaku pengguna KRL atau bus Transjakarta, mohon maaf menurut saya masih belum "beradab", terutama saat jam-jam pergi dan pulang kerja :-).

Nah, sesuai judul tulisan saya, kita boleh NORAK dengan kehadiran MRT. Karena memang sudah kita nantikan sejak lama. Tapi, jangan menjadi KAMPUNGAN. Tunjukkan pada dunia bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beradab dan beretika :-).

Salam dari Praha!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun