Mohon tunggu...
HIDAYAH RAHMAD
HIDAYAH RAHMAD Mohon Tunggu... Lainnya - -HnR-

Pekerja Profesional dan Interpreter

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orang Lain

9 November 2020   10:47 Diperbarui: 9 November 2020   12:14 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: jessicabrennantattoo

Sejak hari pertama saya dinyatakan sah menjadi suaminya, satu nilai yang saya percayai dan saya jadikan tali untuk mengikat kebersamaan ini adalah rasa memiliki.

Saya menanamkan keyakinan pada diri saya sendiri, bahwa hidup saya berharga dengan memilikinya. Setidaknya sampai hari ini, keyakinan saya belum berubah. Semoga begitu pula keyakinan dia padaku.

Jikalau rumah tangga itu ibarat sebuah perjalanan panjang, keberadaan orang yang kita sayangi adalah sambungan napas panjang yang akan selalu menyediakan harapan di setiap lanjutkan ceritanya. Jika bersama, meski tak pasti, bukankah di depan sana ada hal menakjubkan yang dapat dinikmati. Begitulah kira-kira yang keyakinan itu selalu bisikkan.

Saya adalah orang yang percaya bahwa manusia cenderung membutuhkan orang lain yang kita yakini pantas menjadi alasan atas setiap apa yang kita kerjakan. Karena dengan itu, kita merasa ada makna dalam hidup kita, bahwa hidup ini bukan untuk diri kita sendiri.

Bukankah sejatinya kita selalu bisa berusaha lebih keras demi orang lain dibanding untuk diri kita sendiri? Seperti apa yang dilakukan seorang ayah untuk keluarganya, ibu untuk anaknya, atau seorang serdadu untuk bangsanya.

Kita selalu membutuhkan orang lain yang dapat menjadi alasan untuk kita tetap ada. Viktor Frankl, seorang psikiater yang pernah mengalami kamp konsentrasi Nazi yang mematikan, pernah mengatakan bahwa mereka yang berhasil bertahan hidup dari kamp tersebut bukanlah orang yang paling muda, berani, atau paling kuat fisiknya. Akan tetapi, adalah mereka yang memiliki alasan kenapa dia harus bertahan.

Viktor Frankl adalah satu dari sedikit yang selamat. Selama di dalam kamp tersebut, pikirannya selalu mengkontemplasikan sang istri, seolah-olah istrinya hadir dan nyata, berbicara padanya. Padahal saat itu dia tidak tahu apakah istrinya masih hidup atau tidak di kamp lain, dan itu tidak penting baginya. Imajinasi, dan perasaan memiliki istri yang dicintainya telah memberikan kekuatan tersendiri yang sanggup membuatnya bertahan dalam situasi yang mematikan sekalipun.

Orang yang memiliki alasan atas sesuatu yang dikerjakan, tak akan mudah menyerah dan melenyapkan hidupnya, karena ia sadar memiliki tanggung jawab kepada orang lain. Ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Keberuntungan seseorang adalah ketika menemukan 'orang lain' itu dalam hidup kita.

Hari ini, tiga tahun lalu saya menemukan orang tersebut, dia yang bagi saya adalah alasan terbesar untuk terus melakukan hal yang bermakna. Seorang yang apabila mengingat senyumnya saja seolah semuanya terasa lebih baik.

-Catatan tiga tahun pernikahan-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun