Mohon tunggu...
HIDAYAH RAHMAD
HIDAYAH RAHMAD Mohon Tunggu... Lainnya - -HnR-

Pekerja Profesional dan Interpreter

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Yang Tersisa dari Ramadan: Tidak Khatam Al Quran "Lagi"

27 Mei 2020   17:12 Diperbarui: 27 Mei 2020   17:04 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah satu waktu saya hanya membaca beberapa ayat dari Al-Quran yang saya ulang berkali-kali dalam beberapa hari. Itu pun jumlah ayat yang sedikit. Saat itu saya merasa ayat yang kubaca tersebut begitu pas sebagai jawaban atas konteks peristiwa saat itu. Seakan saya tak bisa lepas dari ayat itu untuk satu waktu, dan ada keinginan untuk terus mengulanginya lagi dan lagi.

Saya percaya bahwa ayat Al-Quran yang kita baca akan memberikan dampak luar biasa besar terhadap sisi spiritualitas kita, tentunya jika kita benar mamahami dan menemukan sisi kontektualnya dalam kehidupan yang kita jalani saat ini. 

Saya teringat cerita pertaubatan seorang almarhum Gito Rolies. Kisah yang diceritakan oleh Ustadz Arifin Ilham kepada kami saat Beliau kami undang ke Korea Selatan saat itu. 

Dalam perjalanan taubatnya Gito Rolies begitu senang mendawamkan satu ayat, Az zumar: 53 (silakan lihat artinya sendiri). Hanya satu ayat itu yang selalu ingin dia dengar lagi dan lagi. 

Bahkan menurut Ustadz Arifin Ilham setiap kali Gito Rolies bertemu dengannya, dia pasti meminta untuk dibacakan ayat tersebut. Seolah satu ayat itu cukup baginya untuk mengantarkannya -kembali- dekat dengan Tuhannya. Hatinya menemukan ketenangan ketika membaca ayat ini. 

Begitu dahsyatnya kalam Allah itu dapat mengisi relung jiwa seorang hamba. Dan itu hanya akan kita rasakan jika kita dapat memahami maknanya, dan secara kontekstual bersentuhan dengan diri kita sendiri. Bukankah pengalaman seperti ini yang ingin kita temukan dari mengaji Al-Quran?

Kita semua pasti ingin mengkhatamkan Al Quran dalam sebulan Ramadhan. Namun, setiap orang memiliki caranya tersendiri dalam mendaras kalam suci ini. Saya merasa cara terbaik buat diri saya dalam berinteraksi dengan Al-Quran adalah dengan membacanya perlahan dan mencoba memahami artinya. 

Seperti pesan Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah, hendaknya kita tidak terburu-buru dalam membaca Al-Quran dan lebih mencari kekhusyu'an dan tuma'ninah. Bahkan mencari khusyu' dan tuma'ninah lebih utama daripada perhatian terhadap mengkhatamkan" (Majmu' Fatawa bin Baz 15/324, Asy Syamilah)

Dengan membaca perlahan, selama ini memang sulit bagi saya untuk bisa mengkhatamkan Al-Quran dalam satu Ramadhan. Akan tetapi entah kenapa tak pernah ada juga keinginan dari diri saya untuk lebih tergesa dalam hal ini. 

Dengan membaca perlahan bersama artinya, saya lebih dapat memahami kandungan Al-Quran secara kontekstual, tak sekedar tekstual belaka. Seperti memiliki perasaan intim ketika berinteraksi dengannya. 

Rasa yang tak dapat saya hadirkan ketika dulu masih menargetkan khatam minimal sekali atau dua kali dalam sebulan Ramadhan dengan membacanya cepat dan cenderung terburu-buru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun