Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sampah Bukan Penyebab Banjir, tapi Pendangkalan

1 Januari 2023   14:42 Diperbarui: 1 Januari 2023   15:10 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar/Dokumen Pribadi Hara Nirankara/Jalan Kramatsari 2 Kota Pekalongan

Peristiwa banjir sudah menjadi sebuah peristiwa yang umum di Indonesia, khususnya ketika memasuki musim penghujan. Saking umumnya, Pemerintah di tiap daerah selalu mempunyai program untuk mengatasi masalah banjir. Kebanyakan, program untuk mengatasi banjir yaitu dengan melakukan peninggian jalan, pembuatan bendungan maupun tanggul, hingga membersihkan sampah. Tapi menurutku, itu semua tidak cukup, karena penyebab signifikan atas terjadinya banjir tidak diatasi.

Tau gak sih, penyebab banjir signifikan yang terjadi di banyak daerah, misalnya Pekalongan Kota sejak dulu, khususnya daerah langganan banjir seperti di kampungku Kramatsari bukanlah sampah, tapi PENDANGKALAN di sungai maupun saluran irigasi.

Bayangin aja, jalan depan rumah seingatku sudah 3 atau 4 kali ditinggikan, tapi tetap saja terjadi banjir. Selama beberapa tahun Aku mengamati, bahkan di beberapa titik yang terjadi peninggian jalan. Ketika jalan bertambah tinggi, malah semakin membuat lumpur di saluran irigasi semakin meninggi.

Logikanya, jika jalan ditinggikan, seharusnya kedalaman irigasi semakin dalam. Namun pada faktanya, justru lumpur yang ada di irigasi semakin meninggi, yang semakin memperdangkal saluran irigasi.

Bukan hanya di Kramatsari Kota Pekalongan Jawa Tengah, Aku yakin 100% di tempat lain pun sama, yaitu permasalahan pendangkalan di saluran irigasi maupun sungai. Lantas, kenapa tidak dianggarkan biaya untuk pengerukan sungai serta irigasi secara total?

Jika kita berbicara soal sampah sebagai penyebab banjir, menurutku tidak tepat. Kenapa? Karena sampah mempunyai sifat yang mengikuti ketinggian (volume) maupun arus air.

Aku beri contoh dengan buah akuarium kecil sebagai saluran irigasi, keduanya sama-sama mempunyai lebar 2 cm dan tinggi 5 cm. Akuarium A tidak ada pendangkalan, kedalaman akuarium 5 cm dari permukaan jalan. Sedangkan akuarium B kedangkalannya 2 cm, berarti kedalaman akuarium 3 cm dari permukaan jalan.

Kemudian taruhlah kertas yang sudah dipotong kecil-kecil dan masukkan ke dalam akuarium, Aku ibaratkan kertas tadi adalah sampah.

Ambillah masing-masing 2 liter air, dituangkan ke dalam akuarium. 1 liter air bisa mengisi akuarium A, lalu kemudian potongan kertas akan terangkat dengan sendirinya. Sedangkan di akuarium B, hanya dibutuhkan liter air untuk memenuhi akuarium dengan potongan kecil kertas yang terangkat.

Simulasinya, katakanlah curah hujan sebanyak 1 liter. Jika akuarium tidak ada pendangkalan, tentu air hujan tidak akan meluap dari akuarium. Sedangkan jika terjadi pendangkalan, artinya curah hujan 1 liter tadi akan meluap ke permukaan dan menyebabkan banjir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun