Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Manfaat Self Talk bagi Kesehatan Mental

13 September 2021   20:09 Diperbarui: 14 September 2021   23:08 1503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi self talk | Sumber: Pexels/Pavel Danilyuk

Istilah ini diciptakan oleh Julian Jaynes pada 1976, dia menjelaskan bahwa mentalitas bikameral adalah keadaan pikiran manusia normal yang sudah ada dari 3000 tahun yang lalu.

Dikutip dari laman Wikipedia, menurut Jaynes, orang-orang kuno dengan keadaan pikiran bikameral akan mengalami "dunia" atau suatu keadaan seperti orang yang memiliki skizofrenia. 

"Daripada membuat evaluasi sadar dalam situasi baru atau tak terduga, orang tersebut akan berhalusinasi (seolah mendengar suara dari dewa) diberikan nasihat atau peringatan dan mematuhinya tanpa pertanyaan sedikitpun", seseorang tidak sama sekali tidak akan sadar oleh proses pemikirannya sendiri.

Hipotesis

Bicameral Mind | Sumber Hara Nirankara
Bicameral Mind | Sumber Hara Nirankara

Melalui teori di atas, akhirnya saya membuat hipotesis saya sendiri guna meyakinkan bahwa saya adalah orang yang waras.

Bikameral berarti dua kamar atau ruangan, sisi kanan dan sisi kiri. Kamar kanan berbicara, kamar kiri mendengarkan. 

Melalui mendengarkan akan menciptakan sesuatu dalam alam bawah sadar, atau bisa juga disebut dengan sugesti. 

Sedangkan berbicara akan menghasilkan tindakan, karena orang yang berbicara mengenai sebuah "rencana" cenderung akan mewujudkan rencana itu. 

Di antara alam bawah sadar dan tindakan saya memasukan linguistik, karena menurut saya untuk memahami keduanya diperlukan ilmu bahasa agar nantinya saya lebih mudah memahami dan menganalisa atas tindakan yang saya lakukan.

Untuk menginterpretasikan antara alam bawah sadar dan tindakan, saya memerlukan linguistik. Dan melalui linguistik itulah saya menghasilkan dua indikator: halusinasi dan kesadaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun