Aku tak tahu, apa yang sedang terjadi padaku. Hening. Tak ada suara. Tak ada cahaya. Waktu pun berhenti. Seolah membiarkanku tenggelam.
Aku lihat kupu-kupu menari, terkadang bersemayam pada mawar hitam. Sedang para kumbang tak bergerak, seperti sedang menyaksikan pertunjukan. Mereka diam melihatku duduk di sini, mungkin Aku terlihat aneh bagi mereka. Bajuku serba putih, kulitku dingin seperti es, warnanya pucat. Sedang tubuhku? Aromanya menyeramkan.
Aku ingin sekali menyapamu, wahai seseorang. Tapi rasanya kau sudah tak lagi mengenaliku.
Aku melihatmu tertawa, tersenyum, dengan kekasihmu yang baru. Bergandengan tangan, berpelukan. Aku lihat kau mencium keningnya. Senyuman itu, Aku ingat, adalah senyuman terindah yang dulunya kau berikan kepadaku setiap hari.
Tapi Aku tidak bisa menangis. Aku hampir tak merasakan apapun.
Aku ingin sekali mendekat, merasakan aroma nafasmu. Menyentuh bibirmu, mencium keningmu, merasakan lembutnya kulitmu, menikmati kehangatan yang nyaris tak Aku ingat.
Baca juga: Rumus Rumit Perkara Seks
Badanmu yang wangi, keringat yang membasahi sekujur tubuhmu, dengan bahasa isyarat di dalam gelap. Kau begitu cantik ketika mendesah, sorot matamu mampu menghipnotisku, membuatku ingin lagi, dan lagi.
Seksinya tubuhmu tak terkalahkan, wanginya lehermu tak ada yang menandingi, kecupan bibirmu sungguh nikmat tiada tara. Lidahmu yang melumat seakan membunuhku, membuatku menggila ketagihan setengah mati.
Aku tak meminta untuk kau ampuni, malah Aku mempersilahkanmu untuk melucuti setiap inchi jasadku, yang sudah Aku serahkan sepenuhnya hanya untukmu. Diperbudak oleh desahan-desahan merdumu pun, Aku rela. Tak ada yang bisa merebut kesetiaanku kepadamu.
Baca juga: "Jalur Alternatif" Menuju Seks
Tapi Aku tidak bisa mendekat, manisku. Tembok kaca ini menghalangi, mengasingkan diriku untuk selamanya. Berkali-kali Aku ingin menghancurkan, tapi tak pernah berhasil.
Semoga kau bahagia, dengan kekasihmu yang baru. Aku sudah cukup puas, ketika kau letakkan bunga-bunga beraroma wangi di dekat batu nisanku.
Jangan nakal, sayangku. Aku selalu mengawasimu.