Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gempa Turki-Yunani dan Teori Konspirasi

31 Oktober 2020   10:28 Diperbarui: 31 Oktober 2020   10:51 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image via Akurat.co

Salah satu hal yang sering muncul di kala ada sebuah bencana (gempa/tsunami) yang terjadi adalah, munculnya teori konspirasi di balik terjadinya bencana itu. Seperti bencana yang terjadi di Turki dan Yunani baru-baru ini, gempa berkekuatan 6,6 mg hingga 7 mg (beberapa versi) itu berhasil membuat banyak bangunan runtuh bahkan tsunami skala kecil. 

Dilansir dari laman Kompas, gempa ini dirasakan dari Istanbul hingga Athena hingga membuat gelombang pasang menerjang pesisir Izmir dan memasuki kota yang berpenduduk sekitar 3 juta jiawa. Belum ada angka yang pasti mengenai korban jiwa dan kerusakan yang disebabkan oleh gempa itu.

Bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami memang bisa diprediksi oleh teknologi atau alat pendeteksi gempa, namun, ketepatan waktu terjadinya bencana itu tidak ada yang tahu.

Di tengah ramainya berita soal bencana alam yang terjadi di Turki dan Yunani, banyak juga Saya menemui orang-orang yang mengkaitkan bencana itu dengan HAARP hingga menuding Perancis sebagai penyebabnya. 

High Frequency Active Auroral Research Program atau Program Penelitian Aurora Aktif Frekuensi Tinggi adalah program penelitian ionosfer yang didanai bersama-sama oleh Angkatan Udara Amerika Serikat, Angkatan Laut Amerika Serikat, Universitas Alaska, dan Defense Advanced Research Projects Agency. 

HAARP dirancang dan dibangun oleh BAE Advanced Technologies (BAEAT), HAARP bertujuan untuk menganalisis ionosfer dan menyelidiki potensi pengembangan teknologi ionosfer baru untuk komunikasi radio dan pengintaian. Program HAARP beroperasi di sebuah fasilitas subarktik besar bernama HAARP Research Station dan terletak di lahan milik Angkatan Udara dekat Gakona, Alaska.

Teori lain yang muncul dalam "bencana buatan" ini yaitu Blue Beam. Project Blue Beam adalah teori konspirasi yang mengklaim bahwa NASA bekerja sama dengan kekuatan "kuat" lainnya, yang mencoba menerapkan agama zaman baru dengan konsep antikristus di kepalanya dan memulai tatanan dunia baru, melalui "kedatangan kedua" Sang Juru selamat yang disimulasikan secara teknologi. Agama zaman baru akan menjadi pondasi utama bagi pemerintahan dunia baru, yang tanpanya (agama) kediktatoran yang sengit dari tatanan dunia baru sama sekali tidak mungkin ada.

Teori konspirasi selalu lekat dengan yang namanya depopulasi. Bahkan, seingat Saya program keluarga berencana juga dikaitkan dengan teori konspirasi. Akibatnya? Banyak orang menolak KB (khususnya kepada mereka yang beragama). Padahal, populasi manusia di dunia sudah mencapai lebih dari 6 miliar jiwa. Dan jika lonjakan populasi tidak bisa dikontrol, artinya semakin banyak ruang hijau yang terbuang, energi bumi yang semakin dikeruk habis, global warming, polusi yang merusak lapisan ozon, limbah sampah yang meningkat, hingga ketersediaan lahan kosong yang semakin menipis. 

Padahal kita semua tahu, bahwa manusia bukan satu-satunya makhluk yang menghuni bumi. Imbasnya? Tentu krisis energi, krisis ruang hidup, yang pada akhirnya membuat banyak negara melakukan riset tentang exoplanet, mencari planet layak huni yang bisa dijadikan tempat tinggal oleh manusia ketika bumi sudah tidak lagi layak untuk ditinggali oleh manusia.

Dikutip dari Boombastis, Blue Beam didefinisikan sebagai tajuk dari sebuah proyek super rahasia yang melibatkan NASA dan juga PBB. Intinya, proyek ini bertujuan untuk membuat seolah-olah sang Messiah turun lalu kemudian mereka akan melakukan agenda besar. Ya, tatanan dunia baru alias New World Order. 

Blue Beam sudah jadi bahasan sejak beberapa belas tahun lalu. Termasuk oleh seorang analis teori konspirasi terkenal bernama Serge Monast. Pria ini mengatakan jika proyek tersebut memang ada. Bahkan Monast menjabarkan step by step aplikasi Blue Beam ini nantinya. Intinya, proyek ini digunakan oleh pihak yang berkepentingan untuk menguasai dunia sekaligus umat manusianya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun