Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tamparan Keras dari Komodo untuk Jokowi

26 Oktober 2020   08:12 Diperbarui: 26 Oktober 2020   08:44 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potret seekor Komodo yang menghadang sebuah truk mendadak viral di media sosial, serta mendapatkan banyak respon dari netizen yang merasa iba karena habitat asli Komodo terancam kelestariannya. 

Hingga artikel ini dibuat, #savekomodo tranding di twitter. Sebuah pemandangan yang menarik, ketika penghadangan itu dilakukan oleh Komodo seolah ingin mengatakan "jangan rusak habitatku!". 

Sebelum kita beranjak lebih jauh, ada baiknya Saya ajak kalian untuk flashback ke tahun 2019 agar kalian bisa menilai sendiri atas potret yang menarik sekaligus menyedihkan itu.

Dikutip dari laman Mongabay, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan membentuk tim terpadu guna mengkaji pertimbangan penutupan sementara Pulau Komodo di Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Hasil evaluasi ini akan diumumkan pada Juli 2019. Apabila jadi, penutupan mulai berlaku terhitung sejak Januari 2020.

Rabu (6/2/19), Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) KLHK bersama Pemerintah Nusa Tenggara Timur, diwakili Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan NTT serta sejumlah pemangku kepentingan membahas kelanjutan wacana penutupan TN Komodo. 

Tim terpadu, akan melibatkan sejumlah pemangku kepentingan terkait Taman Nasional Komodo, antara lain unsur pemerintah provinsi dan kabupaten, Biro Hukum Bappeda, KLHK, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Kementerian Pariwisata, dan organisasi masyarakat sipil (Komodo Survival Program). Tim ini akan memiliki kekuatan hukum, melalui Surat Keputusan Menteri LHK.

Tim akan mengkaji kemungkinan penutupan sementara Pulau Komodo, dan prediksi masa depan pengelolaan TN Komodo sebagai kawasan ekslusif. Mengingat, komodo merupakan satwa penting bagi dunia internasional. Alexander Sena, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan NTT mengatakan, wacana penutupan wisata TN Komodo karena pertimbangan ada penurunan populasi komodo. 

Pada 2014, komodo ada 3.000, kini jadi 2.800 ekor. "Ada data yang menunjukkan kecenderungan penurunan hingga pemerintah daerah pun ingin menjaga populasi. Biarlah komodo berkembang dalam habitat aslinya dan tetap liar," katanya.

Masih dari laman Mongabay (14/7/2019), yang memuat judul "Demi Konservasi dan Wisata, Jokowi Minta Taman Nasional Komodo Ditata, Akankah Terlaksana?". 

Menurut Jokowi penataan kawasan TN Komodo akan dilakukan pemerintah untuk membuat pulau Komodo menjadi lebih eksklusif dengan pembatasan pengunjung.

"Kita ingin nanti misalnya Pulau Komodo betul-betul lebih ditujukan untuk konservasi. Dengan demikian turis betul-betul kita batasi, ada kuota dan bayarnya mahal. Kalau tidak mampu membayar jangan ke sana. Tetapi bila ingin melihat Komodo juga masih bisa di pulau Rinca," ujar Jokowi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun