Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pengalaman "Out of Body Experience", Kenikmatan Surga yang Sesungguhnya

23 Oktober 2020   02:12 Diperbarui: 25 Oktober 2020   17:43 2530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Visualisasi ketika sedang kolaps/dokpri

Ada banyak orang yang menganggap bahwa, Out of Body Experience atau sensasi keluar dari tubuh merupakan sebuah mitos, halusinasi, bahkan dianggap khayalan semata. Ya, hal itu wajar diungkapkan oleh orang-orang yang belum pernah mengalaminya. 

Sehingga, menganggap bahwa pengalaman itu hanya sebuah delusi dari orang yang dianggap sedang mengalami gangguan mental. Perdebatan seputar out of body experience pun, hingga saat ini masih terjadi. Sedangkan sains, sampai saat ini masih belum bisa menjawabnya secara utuh.

Ada banyak sebab kenapa orang mengalami out of body experience, mulai dari rasa stress, trauma akan hal yang sangat menakutkan. Bahkan, ada juga orang (contohnnya Saya) yang sengaja melakukan out of body experience. 

Pasti kalian penasaran, kan? Bagaimana bisa Saya melakukan out of body experience secara sengaja, dan seperti apa sensasinya. Sebelum Saya menceritakan pengalaman Saya yang beberapa kali out of body experience, ada baiknya Saya jelaskan dulu apa yang dimaksud dengan out of body experience.

Saya kutip dari laman idntimes, Out of Body Experience (OBE) kerap dihubung-hubungkan dengan sesuatu yang mistis, atau yang bersifat spiritual. OBE dikenal sebagai bagian dari distorsi akan kesadaran individu dengan beberapa kemungkinan.

Seperti keluar dari tubuh fisiknya, melihat tubuh mereka sendiri dalam posisi terpejam, dan melihat keadaan sekeliling dari sudut pandang yang berbeda. Fenomena OBE bisa dianggap sebagai keluarnya ruh dari dalam tubuh, tetapi bukan karena kematian.

Pada abad ke-19, OBE menjadi topik populer dari gerakan sastra romantis yang kemudian menjadi batu loncatan para peneliti untuk menggalinya lebih dalam. Sebuah survei dari University College London pada tahun 2007 mengungkapkan, sekitar 10% populasi pernah mengalami OBE, paling tidak sekali dalam hidupnya.

Btw, Saya menulis artikel ini dengan keadaan merinding sejak awal. Mari kita lanjutkan.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam "Brain: A Journal of Neurology" pada tahun 2004 memaparkan bahwa OBE memiliki korelasi fenomenologi, neuropsikologi, dan neuroimaging dengan autoskopi. Autoskopi ditandai dengan sensasi pengalaman melihat tubuh sendiri dari sisi ekstra personal. 

Dan hingga saat ini, belum ada teori ilmu saraf yang dapat diujikan untuk meneliti autoskopi. Sementara itu, sebuah jurnal "The Neurology of Conciousness (Second Edition)" pada tahun 2016 menyebutkan, OBE dikaitkan dengan Near-Death Experience (NDE) atau pengalaman hampir mati.

Beberapa ahli mencoba untuk mengidentifikasi beberapa kemungkinan penyebabnya. Yang pertama adalah stres atau trauma. Dalam konteks ini, Saya akan menceritakan pengalaman salah satu teman terbaik Saya, namanya Anderson. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun