Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bandung, Kini dan Nanti

13 Desember 2019   19:05 Diperbarui: 13 Desember 2019   19:09 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image via Tribunnews

Willy menyebutkan, pada Rabu (11/12), Pemerintah Kota Bandung melalui Satpol PP Kota Bandung mendatangi Ketua RW 11 guna menyerahkan surat pengosongan rumah yang selama ini warga tempati selama berpuluh tahun lamanya. Surat tersebut, kata dia, hanya berisi agar warga segera mengosongkan rumahnya dengan sukarela. 

"Namun hari ini, 12 Desember 2019 pada pukul 09.00 WIB secara tiba tiba tanpa pemberitahuan kepada warga datang sekitar 100 personel Satpol PP Kota Bandung datang dari arah masjid Al-Islam Tamansari ke lokasi tempat tinggal warga untuk melakukan penggusuran," ujarnya.

Apa yang terjadi di Tamansari, Bandung, menurut saya sangat memprihatinkan. Aparat kepolisian yang seharusnya mengayomi dan menjadi pelindung masyarakat, justru berubah menjadi sosok yang menakutkan. 

Tindakan represif aparat pasti akan mendapatkan dukungan dari orang-orang yang pro terhadap pemerintah Bandung, dengan dalih "menyalahi prosedur", mereka membela habis-habisan tindakan brutal yang dilakukan oleh Satpol PP dan Polisi. 

Padahal, apa yang terjadi di Tamansari (ricuh) tidak bisa dilihat hanya dari satu sisi. Kericuhan yang terjadi di Tamansari tentunya sebagai akibat dari penggusuran paksa yang dilakukan oleh Pemkot Bandung, sedangkan hingga sampai saat ini, putusan hukum terhadap Tamansari belum final.

Di Indonesia yang sedang gencar-gencarnya membangun, ternyata menyisakan duka bagi mereka yang proletar, mereka yang selama ini hidup pas-pasan harus rela diusir dari tempatnya sendiri dengan dalih pembangunan dan demi kebaikan bersama. 

Padahal, jika kita telaah lagi masalah rumah deret dan alih fungsi Tamansari, di balik itu terdapat pemodal yang ingin menambah pundi-pundi kekayaan mereka.

Nawacita, Berdikari, selamanya akan menjadi ilusi tak berkesudahan yang selamanya akan membayang-bayangi Indonesia sebagai Negara Kesatuan. Narasi dan janji-janji semu selamanya akan disuguhkan oleh mereka yang berkepentingan demi memuaskan hasrat duniawi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun