Tapi poinnya ada di sini: kalian hanya perlu menerima fakta yang terjadi bahwa kinerja DPR memang rendah dan banyak masyarakat yang tidak percaya dengan DPR. Hanya itu, terima saja kenyataannya.Â
Toh, menerima kenyataan demikian bukan berarti yang bersangkutan termasuk ke dalam golongan yang dinilai rendah itu, kan?
Nah selanjutnya, silahkan bekerja dengan sungguh-sungguh sesuai dengan titah "Wakil Rakyat" yang sesungguhnya. Silakan kembalikan kepercayaan publik terhadap DPR dengan mengevaluasi yang ada di DPR. Lakukan pembaharuan, lakukan perbaikan agar DPR kembali menjadi wakil rakyat yang sesungguhnya.
Tapi saya rasa itu tidak mungkin, hehehehe.
Perkara diskusi dengan Prof Emil Salim, saya kecewa dengan performa Arteria Dahlan yang menurut saya tidak beretika. Saya, sejengkel apapun terhadap lawan debat saya, saya selalu mengedepankan etika dalam berkomunikasi, terlebih kepada orang yang lebih tua.Â
Katakanlah Arteria benar, tapi jangan menjadikan kebenaran itu sebagai senjata untuk berbuat yang salah. Paham? Saya ulangi, katakanlah Arteria benar dengan idealismenya, tapi dia akan salah ketika menyela omongan orang tanpa permisi, melupakan etika serta norma sosial.Â
Kenapa saya berkata demikian? Saya dulu pernah beberapa kali ikut lomba debat tingkat sekolah, kota, dam provinsi, tentunya saya tahu betul mekanisme dalam debat. Dan, yang dilakukan Arteria sama sekali tidak mencerminkan seorang yang mempunyai 'kuasa'.Â
Akan lebih elok jika mempersilahkan lawan debat untuk menyelesaikan pemaparannya secara keseluruhan. Tapi yang dilakukan oleh Arteria? Itu hal yang tidak bisa dibenarkan walau "katakanlah" Arteria memang benar.
Nah, poin utama dalam tulisan kali ini adalah tentang anger management yang luput dari kontrol seorang Arteria Dahlan. Apa sih anger management itu?
Anger Management atau pengendalian emosi adalah suatu tindakan untuk mengatur pikiran, perasaan, nafsu, amarah, dengan cara yang tepat dan positif, serta dapat diterima secara sosial, sehingga dapat mencegah sesuatu yang buruk, atau merugikan diri sendiri dan orang lain.Â
Hemat saya, dengan karakter Arteria yang vokal, ditambah dengan penilaian terhadap DPR adalah dua unsur yang menyebabkan Arteria tidak memiliki kontrol emosi, sehingga akan 'menghajar' apapun yang ada di depannya, lawan debat misalnya.Â