Mohon tunggu...
Hnaa W
Hnaa W Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Reresik Selokan Mataram

20 Mei 2018   19:27 Diperbarui: 30 Mei 2018   18:29 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disela waktu menunggu berbuka puasa sekelompok pemuda terlihat sibuk membersikan sampah yang berada dibawah Selokan Mataram. Tepatnya pada hari Sabtu tanggal 20 Mei 2018 pemuda yang tergabung dalam komunitas Jogja Garuk Sampah dan Masyarakat Pecinta Alam (Mataa Rimba) menggelar giat bertema "Ngrumat Tinggalane Simbah" sebagai wujud peduli lingkungan. 

Bekti (21) selaku koordinator giat mengatakan "sebagai generasi muda kita harus bisa menjaga lingkungan untuk anak cucu kita terlebih tempat-tempat bersejarah seperti Selokan Mataram ini". Kegiatan ini bersifat sukarela sebagai bentuk kampanye kepada warga sekitar agar tidak membuang sampah sembarangan.

Lokasi timbunan sampah yang tersembunyi dibawah selokan mataram dan tertutup semak-semak membuat seakan-akan tak ada sampah yang berserakan namun bau tidak sedap tetap menyengat hidung. Sulitnya medan medan membuat para pemuda ini menuruni pondasi setinggi 4 meter menggunakan single rope technique (SRT) yaitu teknik melintasi bidang vertikal menggunakan satu tali karena tidak ada akses lain untuk masuk ke lokasi timbunan sampah. 

Pemasangan sistem SRT dilakukan dengan mempertimbangkan banyak faktor keamanan dan keselamatan anggota. Wiedyanto A.P (26) mengatakan "peralatan yang digunakan sudah aman dan sesuai standard yang direkomendasikan untuk kegiatan bekerja diketinggian jadi teman-teman yang turun tidak usah khawatir akan keamanan dan keselamatannya"

Tim evakuasi sampah dibagi menjadi dua yaitu tim atas dan tim bawah. Tim bawah bertanggungjawab mengumpulkan sampah ke dalam trash bag terutama sampah anorganik. Kemudian tim atas menarik sampah yang telah terkumpul tersebut menggunakan tali dan mengangkutnya ke mobil bak terbuka. Pembagian ini dilakukan untuk mengefektifkan kegiatan yang berlangsung dan mengasah kerjasama tim.

Doc. Pribadi
Doc. Pribadi
Berbekal semangat gotong royong para pemuda yang diterjunkan perlahan mengumpulkan sampah-sampah yang ada. Tak bisa dipungkiri bau yang tidak sedap dirasakan oleh para pemuda meskipun sudah memakai masker. Salah seorang personil menuturkan bahwa dibawah juga terdapat sampah organik yang mudah membusuk seperti kulit keong, sisa makanan bahkan kotoran manusia. Astri (21) "dibawah saya ingin muntah, baunya tidak enak dan ada blatung pada sampah popok bayi".

Warga yang melintas di Selokan Mataram pada waktu itu terheran-heran melihat sampah yang terkumpul. Bahkan warga belum mengetahui secara pasti asal timbunan sampah ini. Berdasarkan penuturan salah seorang warga sampah yang ada bukan berasal dari Dusun Kowang melainkan ada oknum-oknum tertentu yang sengaja membuang sampah di Selokan Mataram.

Evakuasi sampah di Selokan Mataram Dusun Kowang ini dilakukan sepanjang kurang lebih 25  meter. Hasilnya diperoleh 30 trash bag sampah nonorganik seperti plastik kemasan, popok bayi, pembalut, kain-kain, kaleng, botol, dan sebagainya. Pada akhirnya sampah dievakuasi menuju TPST Piyungan menggunakan mobil bak terbuka. Giat ditutup dengan evaluasi bersama.

Kesadaran dalam menjaga lingkungkan sangatlah dibutuhkan pada era modern ini. Modernisasi yang membuat segala sesuatu serba instan tak luput dari efek samping sampah yang menjamur. Perlu adanya kepedulian dari semua pihak untuk bertanggungjawab pada sampahnya masing-masing. Terkadang memilih apatis tidak akan menyelesaikan masalah. Janganlah saling menyalahkan cukup introspeksi lalu mulai perbaiki.

Salam Lestari !!!

Penulis : Hnaa W

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun