Mohon tunggu...
HMDIE FEB UB
HMDIE FEB UB Mohon Tunggu... Lainnya - Himpunan Mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

#SATUJIWAIE #OSIOSIOSI #PROUDTOBEIE #AMERTAASA

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Manifesto Industrialisasi Kelapa Sawit di Indonesia: Bisnis Cuan atau Kerusakan Hutan?

15 Maret 2021   18:05 Diperbarui: 5 Mei 2021   07:44 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari sisi ekonomi, perbincangan mengenai kelapa sawit ini sangat menguntungkan. Bagaimana tidak, ada tiga tipe pohon kelapa sawit yang biasa ditanam di perkebunan, yaitu kelapa sawit jenis Dura, Pisifera, dan Tenera. Namun, untuk mencapai keuntungan besar maka cost yang dibutuhkan juga cukup besar. 

Harga lahan di Kalimantan sendiri berkisar antara 9-15 juta per Hektar. Satu hektar lahan perkebunan dapat ditanami hingga 136 bibit sawit. Karena jarak penanaman antar pohon sekitar 9 meter, harga satu bibit sawit dengan umur lebih dari kurang 18 bulan, sekitar 30 ribu rupiah. Jadi total untuk perkebunan sawit sekitar 14 juta sampai 20 juta per hektar, dilihat dari lahan dan bibit. 

Rata-rata berat tandan buah segar (tbs) dapat mencapai 50 kg. Jika suatu perusahaan memiliki 1 hektar kebun sawit dengan 136 pohon, lalu satu pohon menghasilkan satu tandan 50 kg per bulan, maka dalam 1 hektare dapat dihasilkan 6,8 ton per bulan, dengan rata-rata harga tbs sawit sekitar Rp.1.300 per kg, maka dihasilkan Rp. 8.840.000 per bulan atau dalam satu tahun didapat Rp. 106.080.000 per hektar. 

Belum lagi biaya penjualan ketika sawit ini di ekspor ke luar negeri, berapa keuntungan yang didapat. Dari sini dapat kita ketahui kalau sawit memang sangat menguntungkan bagi perekonomian Indonesia.

Keuntungan ekonomi dari produksi sawit sendiri memang sudah sewajarnya merupakan fokusan Indonesia dalam meraup devisa bagi negara, tapi bukan berarti pemerintah harus mengesampingkan aspek lingkungan. Pembebasan lahan untuk perkebunan sawit ini sering menggunakan areal hutan yang merupakan habitat orang utan di Kalimantan. 

Dari data Departemen Kehutanan, angka deforestasi di Kalimantan pada tahun 2000-2005 sudah mencapai 1,23 Juta hektare. Artinya sekitar 673 hektar hutan di Kalimantan mengalami deforestasi setiap harinya pada periode tersebut. Luas hutan di seluruh provinsi yang ada di Kalimantan mencapai sekitar 40,8 juta hektare. 

Sementara itu menurut Greenpeace, hutan di Kalimantan hanya tersisa 25,5 juta di tahun 2010. Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Orangutan merupakan satwa yang dilindungi dalam hukum nasional dan status orangutan menurut CITES adalah Appendix I yang artinya tidak boleh diperdagangkan. 

Dari penjelasan ini saja jelas bahwa Orangutan ini sangat dilindungi. Seharusnya pemerintah harus lebih konsisten dengan hal ini. Karena sudah termaktup dalam Undang-undang terkait perlindungan Satwa Orangutan. Apabila hutan yang merupakan habitat orangutan ini semakin menipis, mau kemana mereka tinggal nantinya.

Dari catatan LSM, sepanjang dua dekade terakhir, hutan alam Papua telah menyusut sekitar 663.443 hektare. Selain itu, sebanyak 72 surat keputusaan Pelepasan Kawasan Hutan di tanah Papua telah diterbitkan oleh Menteri Kehutanan pada rentang tahun 1992-2019, dengan luas sekitar 1.569.702 hektar. 

Tujuan utama pelepasan atau deforestasi ini adalah sektor pertanian terutama pembangunan perkebunan sawit. Pembangunan perkebunan sawit ini seluas 1.308.607 hektar atau sekitar 84% dari pelepasan hutan di Hutan Papua. 

Dari data ini seharusnya pemerintah harus lebih memperhatikan masalah ini karena Hutan di Papua juga masih sangat lebat. Bukan hanya keuntungan ekonomi yang seharusnya dicari pemerintah, tapi juga terkait pelestarian flora dan fauna di dua pulau besar ini. Mengingat generasi penerus juga harus tau bahwa kalimantan merupakan paru-paru dunia. Selain itu, agar generasi penerus juga dapat melihat flora dan fauna khas dari dua pulau tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun