Mohon tunggu...
Hari Listrik Nasional PLN
Hari Listrik Nasional PLN Mohon Tunggu... Karyawan -

Akun resmi yang menayangkan hasil artikel pegawai PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero dalam kegiatan blog competition "Kerja Nyata Terangi Negeri". Email: hln71@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mati Lampu, Salah PLN?

27 Oktober 2016   15:40 Diperbarui: 27 Oktober 2016   15:51 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pukul 8 malam, seperti biasa setelah makan malam bersama suamiku, aku langsung melanjutkan kebiasaanku sebagai perempuan..ya benar..”Nonton Korea”. Lagi asik nonton korea eh tiba – tiba lampu mati, sambil berusaha mencari lilin ku sempatkan melihat keluar jendela rupanya diluar cuaca sedang tidak baik, anginnya cukup kencang dan gerimis sudah mulai datang. Setelah menyalakan lilin dan memastikan setiap ruang dirumah sudah terkena cahaya lilin yang benderang. Aku dan suamiku pun duduk diruang tamu sambil menunggu lampu kembali nyala.

“Honey, kita beli genset aja ya, jadi kita gak terganggu kalau lagi mati lampu” Tanya suamiku dengan wajah santai yang sedari tadi melihat dari jendela rumah – rumah tetangga yang rupanya semua memakai mesin genset. Sontak mendengar pertanyaan itu aku sedikit geram dan menjawab “KITA GAK BOLEH BELI GENSET” jawabku dengan nada sedikit bergetar. “KENAPA?” Tanya suamiku kembali, “KARNA UANG BELANJA GAK CUKUP” jawabku dengan nada malu – malu kucing. Dan sontak kami pun berdua terbahak – bahak. Bukan karna sekedar lucu saja tapi karna pertanyaan itu selalu dilontarkan suamiku setiap ada kejadian mati lampu walaupun sebenarnya aku juga tau pasti dari pertanyaan dia ada sedikit ejekan untuk aku karna Suamiku tahu betul bahwa istrinya adalah salah satu  pegawai PLN dan karena dia juga tau bahwa setiap karyawan PLN tidak boleh memiliki mesin genset dirumah.

“Kok Karyawan PLN tidak boleh punya Genset dirumah?” ya begitulah Tanya suamiku dulu ketika pertama kali dia tahu bahwa setiap karyawan PLN tidak boleh punya genset dirumah. Akhirnya akupun menjelaskan bahwa aturan itu sebenarnya untuk meningkatkan empati dan simpati sebagai karyawan  PLN agar setiap karyawan PLN bisa merasakan juga rasanya tidak mendapat penerangan dirumah ketika lampu padam sehingga dengan kita juga merasakan apa yang masyarakat rasakan. Pelayanan yang kita berikan ke masyarakat bisa lebih cepat dan tepat. Karna jauh diperbatasan sana masih banyak dari mereka yang bahkan belum pernah merasakan cahaya lampu dirumah.

“Mati lampu lagi..PLN kerjanya apa nih?”, “Lagi asik – asik download lampu langsung mati..PLN nih gimana sih”, “Gara – gara mati lampu ketinggalan episode terbaru film uttaran nih..salah PLN ini”

Ungkapan diatas adalah beberapa ungkapan – ungkapan masyarakat yang sering aku liat di sosmed dan lebih mirisnya status – status itu muncul dari teman – teman aku sendiri disosmed yang notabennya sudah kenal lama dan tahu bahwa aku adalah salah satu karyawan PLN. Untungnya aku sudah kebal dengan keluhan – keluhan diatas dan  Sebagai orang yang selalu dicari – cari oleh temen, keluarga bahkan kerabat saat mati lampu aku selalu mencari tahu terlebih dahulu penyebab listrik padam kemudian aku kabarkan kepada teman – teman, keluarga, kerabat di social media agar tidak ada miss komunikasi dan paling tidak mereka bisa lebih mengerti alasan pemadaman dilakukan ibarat penumpang sudah sampai di bandara tetapi maskapai harus mendelay keberangkatan karna pesawat rusak dan jika dipaksakan untuk terbang maka resikonya adalah nyawa.

Ini adalah tahun ke 6 saya di PLN, perusahaan yang saya rasa sudah seperti rumah kedua saya banyak tawa, canda meski duka kadang terselip di antaranya tapi saya tetap berusaha untuk memberikan kerja nyata kepada masyarakat tentunya, untuk masyarakat semua, ingatlah bahwa saat ini ada saudara – saudara kami yang sedang berjuang untuk membuat negeri ini menjadi lebih terang.

“Alhamdulillah, lampu sudah nyala kembali” Teriak Suamiku

“Tuh pasti nyala kembali kan, yang penting sabar” jawabku yang sudah siap – siap lanjut nonton korea lagi J.

*Tulisan ini dikirim ke Kompasiana pada tanggal 25 Oktober 2016. Karena satu dan lain hal, tulisan ini ditayangkan pada 26 Oktober 2016. Tulisan ini tetap masuk ke dalam tahap penjurian

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun