Anda tau yang apa yang menariknya?
Anda pasti paham! Yup, disediakan jalur khusus CPNS. Apakah ini fakta?
Dengan segala keterbatasan akses internet di tempat tugas saya saat ini, saya hanya bisa menemukan beberapa pernyataan di media online yang sudah di publish beberapa tahun silam. Salah satunya adalah ungkapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir "kami akan mengangkat para guru yang telah mengabdi melalui Program SM3T diseluruh wilayah Indonesia, yaitu sekitar 6 ribu orang menjadi CPNS tahun ini."
Bagaimana dengan Nusantara Sehat?
Apakah tidak bisa demikian?
Namun, kenapa harus ASN?
Setiap diantara kita memiliki budaya, cara pandang, impian dan cita-cita yang berbeda. Ada yang menghabiskan separuh perjalanan karir dalam hidupnya untuk mengejar menjadi ASN (yang beberapa hari lalu ramai Honorer K2 menyuarakan harapannya, bukankah mereka bagian dari itu?), ada yang tak mau "diatur" regulasi ASN yang yang dirasa dirinya sangat kaku (tidak ada kebebasan), ada yang lebih suka berwirausaha, bergabung dengan swasta, menjadi dosen dan lain-lainnya. Dan semua itu adalah hak dari masing-masing personal.Â
Bahkan, dibeberapa daerah terutama pedesaan indikator kesuksesan seseorang adalah PNS. Sehingga "kompetisi" menjadi ASN adalah hal yang sedang dinanti banyak khalayak. Â Dan itu, tak bisa disalahkan kan?
Bagaimana jika tidak memungkinkan ada Formasi Khusus CPNS untuk Nusantara Sehat?
Ada rasa syukur memang, ketika kebijakan kemenkes yg memberi kemudahaan untuk akses pendidikan lanjutan serta ada lanjut kontrak dua tahun (Nusantara Sehat Individual). Namun, tentu saya, anda dan kami semua selalu berdoa agar ada kebijakan yang memberikan ruang untuk Nusantara sehat dalam formasi khusus. Ataupun ada kontrak jangka panjang dari kementerian Kesehatan, misalnya yang sedang hangat dibicarakan adalah P3K.Â
Seyogyanya, memang tak seharusnya membandingkan antara satu dengan yang lainnya.Â