Mohon tunggu...
Hisyam billyaalwajdi
Hisyam billyaalwajdi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Seorang yang ingin menjadi normal dan memiliki pacar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ada Apa dengan Rambut Gondrong?

17 Januari 2021   19:21 Diperbarui: 17 Januari 2021   19:29 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kata orang rambut adalah mahkota,bagiku ia lebih dari itu.Rambut gondrong adalah sebentuk perlawanan ,sebentuk dobrakan terhadap anomie-anomie yang terkontruksi dari hasil interaksi antar masyarakat kelas bawah.Rambut gondrong  mungkin akan menyebabkan seorang individu teralienasi dari lingkungan sosialnya(social isolation),tapi aspek--aspek yang melegitimasi hal ini terjadi sering salah identifikasi,mereka yang berambut gondrong justru memiliki naluri,intuisi maupun nalar yang marvelous hal ini di buktikan dengan estetika yang mereka hasilkan.

Estetika tersebut seringkali membumbung tinggi terbang menjulang keatas menyentuh langit(my soul is painted like the wings of butterflies)etika mereka lebih lembut dari sehelai sutra meski pakaian yang mereka kenakan tak semulus jas atau mantel para koruptor kelas kakap itu.

Sejarah mencatat bahwa pada zaman orde baru sekitar tahun 70-an pemerintah kala ini secara sepihak mengeluarkan kebijakan pelaranggan terhadap style rambut gondrong di perbagai lini kehidupan berbangsa tak terkecuali ranah pendidikan.Sekolah dan kampus diminta menerapkan peraturan yang melarang anak didiknya berambut gondrong

ironi memang,pemerintah yang terhormat seharusnya memberi perhatian lebih kepada masalah karakter,etika dan moralitas ini malah ngurusi rambut di kira kalau rambutnya rapi klimpis teruns ndak korupsi ngono don't judge a book by its cover kata orang bule.Melalui media dan perbagai pamflet,spanduk bahkan secara literer pemerintah orbe baru mempropagandakan,menindokrinasi dan membentuk stigma negative terhadap para gondrongers ini bahkan yang lebih ironi mereka di cap criminal alias penjahat.

Di Sumatra gubernur kala itu Marah Halim sampai membentuk sebuah badan khusus yang di tugasi untuk memberantas para gondrongers ini(Badan koordinasi pemberantas rambut gondrong) atau biasa di kenal dengan akronim BAKORPERAGON.

Para gondrongers ini bukan seorang yang normlessness,justru mereka telah melampaui aturan pasal-pasal itu sebab mereka adalah individu-individu yang telah menemukan peran atau lakon apa yang di titahkan tuhan atau dengan kata lain mereka telah menemukan otentisitas sekaligus fadhilahnya,

mereka juga bukan orang yang mendatangi mother mary hanya ketika dirinya tengah di terpa badai,di timpa musibah dan di dera trouble tak henti-henti bagi mereka mother mary lebih dekat dari pada urat nadi.Setiap saat setiap jam bahkan setiap detik mother mary slalu membisikan words of wisdom ke telinga mereka dan langsung terjun ke relung hati,mengetarkan telaga sukmanya.Mereka tak pernah merasakan ketakutan,kesendirian apalagi kesengsaraan.

Grow and never died.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun