Mohon tunggu...
Inovasi

"Cyber World", Dunia Teror yang Masih Diremehkan

16 November 2017   17:23 Diperbarui: 16 November 2017   17:30 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Apa yang terbesit dibenak kita ketika mendengar kata siber? Apakah sesuatu yang berhubungan dengan internet, sistem komputer dan informasi atau dunia maya? Ya, semua itu merupakan hasil dari penjabaran kata siber itu sendiri. Bahaya dunia siber memang sedang gencar-gencarnya digembar-gemborkan di era teknologi saat ini, apalagi dengan banyaknya kasus peretasan situs oleh para hacker, kasus permintaan uang tebusan yang diakibatkan malware WannaCry yang pernah menggemparkan dunia maya dan tindak kejahatan siber yang dilakukan oleh WNA asal China yang bertujuan memeras korbannya. Namun mirisnya, masyarakat sekarang masih tidak sadar jika sedang dalam situasi yang membahayakan ibarat bom waktu yang dapat meledak kapan saja.

Kejahatan siber yang mewabah di daratan Asia mulai mengancam Indonesia. Hal itu terindikasi dari peringkat Indonesia saat ini di posisi ke-26 secara global yang paling banyak menerima serangan siber. Berdasarkan laporan Kaspersky Lab, Indonesia tercatat menerima 1,2 juta lebih ancaman siber. Jumlah tersebut terbilang besar melihat potensi pasar Indonesia. Ulasan Kaspersky Lab menjadi peringatan penting bagi lembaga pemerintah, korporasi, dan masyarakat di Indonesia. Dengan populasi yang besar, Indonesia menjadi sasaran empuk bagi cybercriminal dunia.

Salah satu bentuk ancaman nyata dari dunia siber saat ini adalah cyber terrorism, dimana Internet digunakan untuk melakukan tindakan kekerasan yang mengakibatkan atau mengancam hilangnya nyawa atau kerugian fisik yang signifikan untuk mencapai keuntungan melalui intimidasi. Bila kita melihat kebelakang masih segar di ingatan kita terror malware WannaCry. Indonesia tercatat sebagai negara peringkat 13 yang paling banyak terinfeksi ransomware di Asia Tenggara dengan jumlah rata-rata 14 kasus terjadi setiap hari, menurut riset yang dilakukan perusahaan peranti lunak antivirus Symantec. Program jahat yang masuk dalam kategori ransomware, bisa bekerja seperti penculik. Ia mengunci akses korban atas data yang tersimpan di komputernya sendiri. Lalu lewat notifikasi, penjahat meminta uang tebusan berupa Bitcoin jika pengguna hendak mendapatkan akses kembali atas datanya itu.

Contoh lain adalah kasus pemerasan yang dilakukan oleh sindikat kejahatan siber WNA asal Cina yang sudah mengumpulkan data-data nasabah di Bank China dan Taiwan yang memiliki rekening besar dengan berbagai cara. Mereka kemudian menghubungi para korbannya dengan berpura-pura sebagai instansi penegak hukum di Taiwan. Sindikat itu mengatakan bahwa calon korbannya sedang diselidiki karena terkait sebuah kasus pidana. Setelah para korban ketakutan, mereka meminta dikirimkan sejumlah uang. Tujuan mengirimkan uang tersebut untuk menghentikan kasus pidana yang seolah-olah sedang mereka selidiki. Menurut informasi dari kepolisian Cina, kegiatan di Indonesia itu dilakukan sejak awal tahun 2017 dan sudah meraup keuntungan sekitar Rp 6 triliun.

Bercermin dari fenomena diatas, masihkah kita bersikap tenang dalam mengahapi ancaman dunia siber? Sudah saatnya kita lebih mawas diri dan meningkatkan pengamanan diri baik fisik, materil dan khususnya pengamanan data. Hal tersebut dapat dilakukan dengan tidak mengunjugi situs mencurigakan, link tak dikenal, mengunduh atau menggunakan aplikasi aneh dan jangan lupa untuk menggunakan antivirus terpercaya. Dengan begitu kita dapat meminimalisir tindak kejahatan siber yang sewaktu-waktu dapat menimpa kita. Always keep save and beware in the Cyber World !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun