Mohon tunggu...
Hireka Eric
Hireka Eric Mohon Tunggu... -

Hello! Keep updated with my posts on Blogger, hirekaeric.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Prof. Banyu Perwita: Plagiat ini Bukan yang Pertama!

7 Februari 2010   02:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:03 10617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_69674" align="alignleft" width="242" caption="Searah jarum jam dari atas: Prof. Banyu Perwita, Dr. Aileen Baviera, dan Prof. Rommel Banaloi (foto: berbagai sumber)"][/caption] Kasus plagiarisme yang menimpa Prof. Banyu Perwita di harian The Jakarta Post ternyata bukanlah barang baru. Sang profesor pernah melakukan hal yang sama dua tahun lalu pada harian yang sama pula. Dalam artikelnya, "Rising China and the implications for SE Asia" (The Jakarta Post, 4 Februari 2008), terindikasi jelas bahwa profesor yang mengajar di Jurusan Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan ini menjiplak beberapa frase dan kalimat dari setidaknya dua jurnal ilmiah. Para korban plagiarisme dalam kasus ini adalah Prof. Rommel C. Banlaoi dan Dr. Aileen San Pablo-Baviera. Artikel Prof. Rommel Banlaoi yang dibajak berjudul "Southeast Asian Perspectives on the Rise of China: Regional Security after 9/11". Sementara itu, artikel Dr. Aileen Baviera yang dibajak berjudul "China as a Rising Power: Implications for the Asia-Pacific Region". Kompasianers yang ingin mengetahui lebih lanjut detail plagiarisme artikel Prof. Banyu Perwita, silakan mengunduh laporan Side-by-Side Comparison yang telah kami susun pada tautan ini: http://www.datafilehost.com/download-6583dd7c.html Beberapa fakta menarik yang berhasil kami temukan ialah sebagai berikut: 1. Entah karena disengaja atau tidak, dua artikel Prof. Banyu Perwita tersebut (diterbitkan tahun 2008 dan 2009) dimuat di The Jakarta Post pada tanggal yang berdekatan dengan hari ulang tahun sang profesor (6 Februari). 2. Kedua korban, yaitu Prof. Rommel Banlaoi dan Dr. Aileen Baviera, sama-sama warga negara Filipina. Prof. Rommel Banlaoi yang pernah mengajar di University of the Philippines saat ini menjabat sebagai Senior Fellow di the Yuchengco Center of De La Salle University (lih. profilnya di sini). Sementara itu, Dr. Aileen Baviera saat ini menjabat sebagai dekan di Asian Center dan mengajar pula di University of the Philippines (lih. profilnya di sini). Belum dapat diketahui bagaimana hubungan antara ketiga profesor/doktor ini. Kami juga belum dapat menyimpulkan apakah Prof. Rommel Banlaoi dan Dr. Aileen Baviera telah mengetahui bahwa karya ilmiahnya dibajak oleh Prof. Banyu Perwita. Dalam waktu dekat, kami akan mencari konfirmasi. Informasi dari Kompasianers lain menyangkut hal ini tentu akan sangat membantu. Kesimpulan sementara, karena kasus ini bukanlah kasus yang pertama ia lakukan, sungguh tidak layak jika Prof. Banyu Perwita menggunakan alasan unintentionally (secara tidak disengaja) untuk mendeskripsikan plagiarisme yang ia lakoni. Bukankah ada ungkapan, hanya keledai yang jatuh dua kali ke dalam lubang yang sama? Maka, sanksi tegas perlu dikeluarkan dari pihak Universitas. ======================================= Baca reportase/artikel terkait sebelumnya (sesuai kronologi): Professor (Indonesia) Memalukan? Profesor Plagiator: Maling Teriak Maling Prof. Banyu Perwita: Keluar atau Lanjut? Terima kasih kepada Kompasianer Limantina Sihaloho, Marianne Yeats, Nora Hanindita, dan Kompasianer lain yang telah memberikan reportase/artikel/tautan yang relevan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun