Mohon tunggu...
Hireka Eric
Hireka Eric Mohon Tunggu... -

Hello! Keep updated with my posts on Blogger, hirekaeric.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

"Menyembuhkan", Kata Dasarnya Apa Sih?

18 Maret 2010   11:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:20 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Seorang Filipino pernah mengeluh pada saya, "How can you know that you should look up the entry 'sembuh' in the dictionary to find the meaning of 'menyembuhkan'? Where do the letters -ny- come from?" Saya sih senyum-senyum saja sambil menjawab, "Well, it just comes naturally into our mind.... When we want to find a meaning of an affixed word (kata berimbuhan) inBahasa Indonesia we should first look up the root word." Itulah keunikan (?) Bahasa Indonesia. Meskipun banyak ekspatriat berpendapat bahwa Bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa termudah di muka Bumi untuk dipelajari (cek saja sama Mbah Google), mereka pun (dan mungkin kita juga?) sering menemui kesulitan dengan persoalan afiksasi yang cukup rumit. Bayangkan saja, ketika kita membaca koran, majalah, atau media apa pun dalam bahasa Indonesia, semua verba yang muncul hampir pasti sudah dilekatkan dengan prefiks (me-, di-, ber-, ter-, per-, dll) dan/atau sufiks (-kan, -an, -i, -lah, -kah, dll.). Seandainya prefiks tidak berubah atau mengubah kata dasar, tentu tidak akan ada masalah. Tetapi, kenyataannya, kombinasi antara prefiks (terutama me-) dan kata dasar menghasilkan kata turunan yang bervariasi. Prefiks me- bisa menelurkan 6 alomorf, seperti me-, mem-, men-, meng-, meny-, dan menge-. Kerumitan pun masih ditambah lagi dengan beberapa huruf yang luluh ketika bertemu dengan prefiks me- ini. Dalam kasus yang diceritakan di atas, huruf s dari kata sembuh luluh ketika dijodohkan dengan me- (yang lantas berubah menjadi meny-). Huruf-huruf yang bernasib serupa, misalnya k (mengalah), p (memerkosa), dan t (menanak). Nah... kerumitan di atas mungkin bisa terselesaikan seandainya KBBI (dan kamus bahasa Indonesia lain) sudi memuat kata-kata berimbuhan tersebut dalam lema utama, bukan cuma sublema. Tujuannya agar pengguna kamus dapat menemukan kata dasar yang dibutuhkan dengan mudah. Jadi, ketika si ekspat mencari makna menyembuhkan, dia akan menemukan tulisan sbb: me·nyem·buh·kan v lih. sembuh Cara ini saya kira sangat membantu. Namun, jikalau hal ini dianggap memakan terlalu banyak halaman, saya kira jalan alternatifnya adalah menuliskan skema afiksasi pada footer (baris-baris terbawah) di setiap halaman kamus ATAU pada hardcover bagian dalam. Jadi, hasilnya kira-kira seperti ini: me- + a, e, g, h, i, k, o, u = meng- me- + b, f, u, v = mem- me- + c, d, j, t, z = men- (...dst.) Tips ini memang ringan dan sepele, tapi akan sangat membantu para ekspatriat yang ingin belajar Bahasa Indonesia. Bagaimana? ================================================ PS: Saking ribetnya proses afiksasi dalam Bahasa Indonesia, kita pun masih kesulitan menentukan terjemahan yang tepat untukpurgatorium itu "api penyucian" (kata dasar: suci) atau "api pencucian" (kata dasar: cuci). Selain itu, saya juga kesulitan memahami perbedaan makna menyanyi dan bernyanyi. Kompasianer bisa membantu?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun