Mohon tunggu...
Hintoro Hadiprojo
Hintoro Hadiprojo Mohon Tunggu... -

Pastor

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tripologi Agama-Agama Alan Rice

28 November 2018   22:41 Diperbarui: 29 November 2018   07:11 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Alan Rice adalah seorang teolog dan seorang uskup di Leicester, selain itu juga sebagai Dekan Pasca Sarjana Pusat Studi St. Philip, Leicester.  Rice dapat dikatakan seorang pionir teologi agama-agama.  

Selain sebagai seorang penulis, Rice juga sering berpartisipasi dalam pertemuan dan dialog antar-iman, selain itu Rice juga sebagai editor kepala jurnal Internasional Interreligious Insight: A Journal of Theology and Engagement.

Rice dikenal sebagai teolog yang pertama kali mempopulerkan penggunaan tipologi tripolar eksklusivisme-inklusivisme-pluralisme.  Tipologi tersebut digunakan sebagai standar di dalam studi teologi agama-agama, dan hingga kini masih banyak dipakai dalam diskursus teologi agama-agama.  Eksklusivisme-inklusivisme-pluralisme adalah tiga istilah yang dipakai Rice dalam memandang dan bersikap terhadap agama lain.  

Tipologi Rice dapat dijumpai dalam salah satu karyanya yang terkenal Christian and Religious Pluralism yang ditulis pada tahun 1983 menjadi salah satu literatur klasik di dalam studi teologi agama Kristen. Di dalam buku tersebut, Rice memakai tipologi untuk mematakan beragam pendekatan para teolog dan non-teolog Kristen mengenai relasi kekristenan dengan agama-agama lain.  Rice memakai pendekatan eksklusivisme-inklusivisme-pluralisme, dan penjelasan secara ringkas tentang tripologi Rice tersebut sebagai berikut:

  1. Eksklusivisme.  Rice mengemukakan bahwa eksklusivisme adalah posisi yang menempatkan kekristenan sebagai satu-satunya agama yang memiliki kebenaran sebab berlandaskan penyataan Allah melalui Yesus Kristus.  Kristen menjadi satu-satunya pemilik kebenaran sehigga agama-agama lain dihilangkan kriteria agama yang benar.  Dua teolog yang berpijak di posisi ini adalah: Karl Barth dan Hendrik Kraemer, dan lain-lain.
  2. Inklusivisme.  Inklusivisme dilihat sebagai sebuah posisi yang menerima sekaligus menolak agama-agama lain.  Di satu sisi, kekuatan spiritual dan kedalaman religius dari agama-agama di luar Kristen diterima dan diakui, sehingga dapat dikatakan yang ilahi hadir dalam agama-agama tersebut.  Disisi lain agama-agama diluar Kristen ditolak karena dinilai tidak memiliki "cukup kebenaran" yang hanya dimungkinkan secara penuh lewat Yesus Kristus.  Teolog yang terkenal dengan posisi ini adalah Karl Rahner dengan konsepnya "Kristen Anonim" (kristen tanpa nama).
  3. Pluralisme.  Posisi pluralisme menyatakan bahwa tidak ada agama yang memiliki pengetahuan agama yang sempurna, termasuk Kristen.  Dengan demikian superioritas kekristenan dipandang tidak relevan, sebab kebenaran ilahi tidak hanya dimiliki oleh Kristen saja, melainkan setiap agama dipandang memiliki kemungkinan keterarahan religius yang sama.  Rice menilai posisi inilah yang relevan bagi masa kini untuk menghargai kemajemukan agama.  Teolog dan non-teolog yang berpijak di posisi ini: Wilfred Cantwell Smith, Ernst Troeltsh, W.E Hocking, Arnold Toynbee, John Hick.

Demikianlah pengenalan singkat tentang tripologi Alan Rice, semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun