Mohon tunggu...
Andi Himyatul Hidayah
Andi Himyatul Hidayah Mohon Tunggu... Apoteker - If you can not do great things, do small things in a great way.

If you can not do great things, do small things in a great way.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Antara Malaysia–Singapura, Kami Menyapa Pulau Sentosa

16 Januari 2014   13:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:47 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Antara Malaysia – Singapura, Kami Menyapa Pulau Sentosa

Satu pengalaman menikmati perjalanan Malaysia – Singapura di suatu kesempatan. Kembar dampitku turut serta menikmati suasana akhir pekan di sela-sela kejenuhan suamiku dengan rutinitas sehari-hari di Malaysia sebagai student. Singapura adalah negara tetangga Malaysia yang dapat ditempuh melalui jalur darat. Kereta api atau bus menjadi pilihan untuk transportasi darat. Kami memilih menggunakan kereta api meskipun waktu tempuhnya sama dengan bus.

Kereta api berangkat di stesen KL Sentral pukul 11.35 malam. Kami memilih kereta api malam dengan harapan tiba di Singapura di pagi hari. Perjalanan hingga ke Singapura ditempuh kurang lebih 6 jam. Tiba di Johor pukul 6 pagi dimana petugas imigrasi Malaysia memeriksa kelengkapan paspor di dalam kereta api sebelum memasuki Singapura.

Kami tiba di stasiun kereta api Singapura tepat pukul 07.00 pagi. Stasiun ini berada di Woodlands Train Checkpoint. Setelah melewati pintu imigrasi Singapura para penumpang yang sebagian besar adalah pelancong akhir pekan bergegas dengan tujuan masing-masing. Pulau Sentosa menjadi tujuan wisata untuk kami kunjungi. Sebetulnya perjalanan bisa dilanjutkan dengan kereta tersebut yang berhenti di stasiun kereta yang sudah tidak jauh dari Sentosa. Tapi mengingat waktu masih cukup pagi, jadi kami memilih naik bus untuk menikmati indahnya kota Singapura.

[caption id="attachment_306334" align="aligncenter" width="501" caption="foto doc pribadi : woodlands train checkpoint"][/caption]

Di Woodlands Train Checkpoint kami melihat beberapa bus kota dengan beberapa tujuan. Kami mengecek nomor bus di papan informasi untuk bus tujuan Pulau Sentosa. Seorang Ibu warga Singapura tiba-tiba mendekati kami dan Ia dengan senang hati memberikan penjelasan. Kesan ramah warga Singapura yang membalikkan pandangan kami kalau mereka katanya cuek dan tidak peduli. Cerita tentang warga Singapura yang tidak selalu benar. Setelah mendapatkan kejelasan rute yang harus kami tempuh, kami memutuskan mengambil istirahat sejenak. Kami berjalan kaki ke sebuah masjid yang tidak jauh dari pusat perbelanjaan Woodlands Train Checkpoint.

Setelah beristirahat kami melanjutkan perjalanan menuju terminal bus Woodlands dengan menumpang bus 911. Kami melakukan satu kesalahan karena kami terlupa menukar uang recehan. Sementara di atas bus kita harus membayar dengan uang pas. Mereka tidak menyiapkan uang kembalian. Umumnya warga Singapura kelihatannya sudah akrab dengan bus sebagai kendaraan dalam kota. Mereka umumnya mempunyai ‘bus card’. Melihat kami kebingungan di atas bus tiba-tiba seorang Bapak warga Singapura memasukkan beberapa uang koin di kotak uang dekat sopir. Bapak itu tersenyum dan mempersilahkan kami mengambil tempat duduk. Di Singapura, masih ada yah yang seperti ini. Kurang dari 15 menit, bus yang kami tumpangi tiba di terminasl bus Wooldlands.

Di terminal bus Woodlands inilah kita dapat berganti bus dengan nomor 963R yang langsung ke pusat wisata Pulau Sentosa. Bus berhenti di depanpintu masuk mall Pulau Sentosa, dan kamipunmengitari wisata Pulau Sentosa. Kebetulan waktu itu ada bazaar yang disertai aktraksi badut, permainan, jajanan yang free (bebas) di depan Universal Studio. Kembar dampitku terlihat girang menikmati atraksi dan jajanan free. Kami mengunjungi beberapa area dan rasanya tidak cukup dengan hanya sehari. Kami pun tak urung mengabadikannya dengan kamera.

Tiba-tiba kembar dampitku hendak buang air, dan kami menemui masalah karena toiletnya tanpa air. Hanya ada tissue di sana, dan kami tentu tidak biasa dengan hanya tissue sebagai pembasuh. Beruntung kami membawa beberapa botol air Aqua yang beralih fungsi jadi pembersih. Padahal sebenarnya kita bisa mendapatkan air di wastafel di luar toilet. Tapi repot harus bolak-balik . Untuk menyalin pakaian, khususnya untuk anak-anak tersedia ruang ganti depan toilet.

Karena waktu menunjukkan pukul 06.00 petang, kami pun bergegas pulang dengan menumpang bus 963R menuju Woodlands Centre RD setelah menikmati pesona Pulau Sentosa. Bus ini tidak langsung ke Woodlands Train Checkpoint, tapi harus ganti bus di Woodlands Centre RD. Kami kebingungan dengan ini, karena itu kami bertanya pada penumpang bus yang duduk di sebelah kami. Seorang Ibu warga Singapura keturunan China yang tak fasih berbahasa melayu itu malah dengan rela ikut turun dari bus dimana seharusnya kami berhenti dan berganti bus. Ia menemani kami menyeberangi jalan hingga pemberhentian bus yang akan menuju stasiun kereta di Woodlands Train Checkpoint. Untuk menghindari naik taksi yang mahal, Ibu warga Singapura itu menyarankan naik bus 856.

[caption id="attachment_306338" align="aligncenter" width="400" caption="foto doc pribadi : woodlands RD"]

1389851794277733105
1389851794277733105
[/caption]

Tiba Di Woodlands Train Checkpoint kami mampir di pusat perbelanjaan untuk makan malam di sebuah restoran halal yang tidak jauh dari masjid. Kami beristirahat dan shalat di mesjid itu sambil menunggu jam pemberangkatan kereta. Kereta berangkat pukul 11.00 malam dan kami harus bergegas lebih awal untuk melewati pemeriksaan imigrasi. Setengah hari mengunjungi Singapura menjadi pengalaman mengesankan yang mendorongku untuk berharap dapat berkunjung di lain kesempatan. @ Andi Himyatul Hidayah

[caption id="attachment_306339" align="aligncenter" width="366" caption="foto doc pribadi : pulau sentosa"]

13898522581453550733
13898522581453550733
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun