Mohon tunggu...
Hilyatus Syarif
Hilyatus Syarif Mohon Tunggu... Jurnalis - Hilyatus Syarif

Bawu , Batealit , Jepara

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pahlawan Kehidupan Sepanjang Masa

25 November 2020   09:17 Diperbarui: 2 Desember 2020   08:42 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

PAHLAWAN KEHIDUPAN SEPANJANG MASA

10 november 1945 akan selalu menjadi hari bersejarah yang dikenang sepanjang masa. Bukan hanya sekedar peringatan, namun penghayatan dan juga suri tauladan untuk pejuang-pejuang kehidupan dalam berbagai bidang dan profesi. Abdi mereka dalam memikul tanggung jawab dan juga loyalitas dalam mengemban tugas. Hari pahlawan tetaplah hari pahlawan yang ditetapkan dalam catatan sejarah dan juga undang-undang. Namun menjadi pahlawan adalah setiap saat dan dimanapun tempatnya,ketika ada perjuangan untuk kebaikan disitulah pengorbanan dimaknai sebagai ketulusan.
 

Hari pahlawan tak sebatas dipahami dalam penanda kalender tapi bagaimana kisah-kisah yang tertuang didalamnya bisa merasuk dan menginspirasi diri kita untuk terus berjuang. bukan lagi berjuang melawan penjajah, di era 2020 ini perjuangan untuk kemaslahatan banyak orang. Utamanya dalam bidang keselamatan dan  kesehatan untuk menangani dan melawan virus corona (COVID-19). Dengan cara apa? Meningkatkan kewaspadaan dan juga mematuhi protokol kesehatan dimanapun berada.

Peringatan Hari Pahlawan tahun 2020 ini dilakukan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya mengingat masih dalam suasana pandemi COVID-19. Upacara bendera menjadi salah satu agenda utama namun wajib dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan.

"Dalam garis besar bahwa kegiatan Hari Pahlawan ini ada tiga main menu, yaitu upacara ziarah nasional, upacara tabur bunga di laut, dan upacara penganugerahan Pahlawan Nasional oleh presiden," demikian kata Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial, Edi Suharto, melalui keterangan pers Kementerian Sosial (Kemensos), Senin (9/11/2020).
 

"Kalau dulu kita berjuang dengan mengangkat senjata, maka sekarang kita berjuang melawan berbagai permasalahan bangsa, seperti kemiskinan, bencana alam, narkoba, paham-paham radikal dan termasuk berjuang melawan pandemi COVID-19 yang saat ini melanda dunia," tulis Kemensos.

Problem-problem di Negara kita tercinta belum lagi selesai dan tuntas, kini hadir problem baru yang tak hanya menjadi tantangan nasional namun internasional. Dampak yang dirasakan tak hanya bernilai materi namun juga moral. Bukan karena tak ada lagi penjajah  perjuangan berhenti, dan pahlawanpun habis. Perjuangan kita makin besar dengan menghadapi masalah di negeri sendiri yang membutuhkan agen-agen perubahan untuk masa depan gemilang.

Di balik layar Tenaga medis menjadi garda terdepan menghadapi wabah virus Corona COVID-19. Mereka tampaknya tak hanya berjuang melawan penyakit, tapi mereka juga ada yang diskriminasi dan ketidakadilan di tengah masyarakat.

Cerita-cerita tenaga kesehatan pun banyak yang menyentuh warganet dan memberikan pujian kepada staf medis yang berjuang di garda terdepan. Berada di garda terdepan melawan pandemi corona bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Selain jauh dari keluarga, teman, nyawa mereka dipertaruhkan. Tak hanya itu, mereka juga hampir tak memiliki waktu untuk sekadar beristirahat.  

Ya, perjuangan tim medis layaknya tentara di medan perang. Bertaruh nyawa demi menyelamatkan nyawa banyak orang. Seperti inilah perjuangan mereka yang penuh dedikasi dalam melayani dan merawat pasien positif corona.

Tugas merawat pasien corona juga cukup berat. Mereka harus disiplin dan mengikuti protokol yang ketat serupa dengan pasien yang positif, di antaranya mengarantina diri dan menjaga jarak dengan orang lain.  Demi keselamatan bersama, banyak tim medis pun mendedikasikan diri untuk tidak pulang ke rumah mereka. Bertujuan agar tidak membawa virus bagi anggota keluarga tercintanya. 

Jauh dari keluarga membuat petugas medis tak ada pilihan selain menahan rasa rindu ingin bertemu dan berkumpul dengan orang tua, anak, atau saudara mereka. 

Setiap harinya, tenaga medis setidaknya menggunakan APD berupa hazmat suit selama satu shift atau lebih dari delapan jam bekerja. Mengenakan APD membatasi aktivitas mendasar mereka, mulai dari makan, beribadah, dan lain sebagainya. Sebab APD tidak begitu saja bisa buka pakai. Alhasil, banyak di antara tim medis menahan untuk buang air kecil bahkan beristirahat sejenak dengan APD lengkap.  

Tantangan dan risiko yang sangat besar mereka tempuh demi menyelamatkan nyawa manusia. Dengan dedikasi penuh mereka memberikan diri seutuhnya untuk kemanusiaan. Mereka itulah pahlawan, yang berjuang dan berkorban untuk sesamanya. Segenap tim medis dan masyarakat yang mendukung gerakan pemerintah. Karenanya, sudah seharusnya kita bersama saling bantu!  

Ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk membantu mereka. Di antaranya dengan tetap di rumah aja dan memberikan dukungan lewat donasi agar mereka selalu mendapatkan APD yang layak.  

Dengan #dirumahaja, kamu sudah membantu para tenaga medis menekan penyebaran virus ini. Sebab makin banyaknya kasus dan pasien yang terinfeksi, makin berat juga perjuangan para pahlawan medis ini. Tak perlu khawatir, kamu juga bisa jadi bagian perjuangan untuk membantu para tenaga kesehatan dengan mematuhi himbaun dari pemerintah dan mematuhi protocol kesehatan. 3 M ( mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak). " Maskerku menjagamu, maskermu menjagaku".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun