Mohon tunggu...
Hilyati Ulul Azmi
Hilyati Ulul Azmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki ketertarikan dibidang jurnalistik dan kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kenalan dengan Peek a Brows, Camilan Bebas Gluten nan Ekonomis

4 Desember 2022   08:36 Diperbarui: 15 Desember 2022   22:59 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Camilan sebagian besar diolah menggunakan tepung terigu yang tentu mengandung protein gluten. Bagi beberapa orang yang sensitif terhadap protein gluten dan bagi penderita penyakit Celiac, tentu hal ini menjadi masalah jika ingin mengkonsumsi camilan. 

Saat ini cukup sulit untuk menemukan camilan yang bebas gluten dan biasanya makanan bebas gluten memiki harga yang cukup tinggi dibandingkan makanan biasanya karena dibuat khusus dengan bahan yang dipastikan bebas gluten.

Dengan hadirnya Peek a Brows, kalian tidak perlu khawatir lagi karena Peek a Brows merupakan inovasi produk camilan sehat kripik brownies yang terbuat dengan subtitusi tepung sukun sehingga bebas gluten dan pastinya harga terjangkau. Kalian dapat membeli Peek a Brows untuk 80 gram seharga Rp. 20.000. Inovasi ini dikembangkan oleh sekelompok mahasiswa Universitas Brawijaya yang diketuai oleh Mohammad Raunaqul Lubab Saviar.

Peek a Brows hadir dengan tekstur renyah dan konsep ready-to-eat sehingga dapat dikonsumsi oleh siapa saja dan dimana saja. Sesuai dengan slogan Peek a Brows yakni "manfaatnya gak abis-abis", kripik brownies yang menggunakan subtitusi tepung sukun ini memiliki berbagai manfaat kesehatan seperti bebas gluten, tinggi serat, dan tinggi oksidan. Selain itu, produk Peek a Brows dapat dikonsumsi untuk penunda lapar sebagai pangan fungsional sehingga sangat cocok untuk orang yang ingin melakukan diet.

Adapun varian rasa dan topping dari produk Peek a Brows bervariatif, jadi jangan khawatir bosan dengan rasa yang itu-itu saja. Varian rasa utama kripik brownies Peek a Brows adalah coklat, akan tetapi kini Peek a Brows hadir dengan varian rasa baru yakni rasa klepon. Sedangkan untuk varian topping tersedia 4 macam topping, yakni choco chips, kacang, keju, dan kelapa. 

img20221204200925-639b44164addee3cf02af372.jpg
img20221204200925-639b44164addee3cf02af372.jpg
Rasa kripik brownies Peek a Brows tidak kalah enaknya dengan brownies biasanya yang menggunakan tepung terigu. Keunikan brownies Peek a Brows terletak pada penggunaan subtitusi tepung sukun, sehingga rasa buah sukun akan terasa saat dikonsumsi. Toppingnya pun juga sangat terasa, contohnya saja saat mengkonsumsi brownies Peek a Brows coklat dengan topping kacang. Rasa coklat dan kacang akan sangat terasa dan perpaduan coklat dan kacang yang tidak pernah salah.

Peek a Brows dikemas dengan kemasan resealable bags yang dapat ditutup kembali setelah dibuka, sehingga produk ini dapat disimpan dengan baik dan dapat dikonsumsi kembali dengan kondisi kripik brownies tetap renyah. Lubab selaku ketua kelompok pengembang inovasi ini mengklaim bahwa Peek a Brows dapat disimpan selama 4 bulan. 

Kemasan Peek a Brows didesain dengan sangat menarik dengan perpaduan warna yang eye-catching dan dilengkapi dengan informasi lengkap mengenai produk dan tanggal kadaluarsa.

foto-iklan-3-639b44284addee507668be55.jpg
foto-iklan-3-639b44284addee507668be55.jpg
Inovasi kripik brownies Peek a Brows diciptakan sejak 7 Maret 2022 pada perlombaan AGREETION (Agritech Research and Enterpreneurship Innovation). Penggunaan subtitusi tepung sukun untuk memproduksi brownies dilatarbelakangi oleh tingginya nilai gizi yang tergantung pada buah sukun. 

Kandungan gizi yang terdapat pada tepung sukun cukup tingi apabila dibandingkan dengan tepung terigu, yakni kaya serat, bebas gluten, indeks glikemiks yang rendah (23-60), dan kandungan karbohidrat sebesar 84, 03%.

 Selain karena tingginya kandungan gizi pada tepung sukun, penggunaan tepung sukun juga dilatarbelakangi oleh pemanfaatan buah sukun yang tidak sebanding dengan jumlah produksi buah sukun. Pada tahun 2010, jumlah produksi sukun di Indonesia mencapai 170 ton. Tingginya jumlah produksi buah sukun tersebut tidak sebanding dengan pemanfaatannya sebagai sumber pangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun