Child grooming? itu apa sih sebenarnya? Intinya, child grooming merupakan tindakan atau upaya manipulasi seseorang untuk membangun hubungan, mendapat perhatian, dan kepercayaan secara emosional dengan seorang anak agar nantinya dapat dimanipulasi, dieksploitasi bahkan dilecehkan. Pada era teknologi yang serba modern sekarang ini, menjadikan child grooming dapat dilakukan oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Child grooming merupakan tindakan yang sering tidak disadari karena pelaku melakukan pendekatan yang baik dan manis kepada korban. Apalagi korban yang telah jatuh sangat dalam ke rayuan pelaku, sehingga tidak berani melaporkan hal yang dialaminya itu kepada orang terdekat dan terpercaya, hal ini semakin rumit.
Mengapa saya mengatakan keadaan semakin rumit? Karena dampak yang dirasakan korban itu sangat berbahaya.
- Korban akan mengalami trauma emosional yang dapat meningkatkan kemungkinan munculnya masalah Kesehatan mental, seperti depresi, gangguan kecemasan, dan sebagainya.
- Gangguan susah tidur (insomnia).
- Sulit konsentrasi, terutama saat di sekolah.
- Mengalami perubahan sikap (menutup diri, pemarah dan lebih sensitif apabila kemauannya tidak dipenuhi).
- Masa depan rusak, dalam beberapa kasus anak dicekoki alkohol oleh pelaku.
Dari dampak diatas bisa dibayangkan sangat mengerikan, bukan? Disaat anak lain asyik bermain bersama teman-teman, liburan bersama keluarga, tapi korban harus mengalami dampak yang sangat buruk tersebut.
Maka dari itu, kenali siasat atau cara pelaku dalam upaya mendekati korban.
- Menargetkan korban: pelaku akan mencari korban yang memiliki kepercayaan diri rendah, karena anak yang seperti ini dianggap rentan untuk mudah dimanipulasi.
- Membangun kepercayaan: untuk membangun kepercayaan ini, pelaku juga mendekati keluarga dari korban sehingga diharapkan keluarga tidak mencurigainya. Dengan memberikan hadiah, perhatian dan janji manis maka korban dan keluarga diharapkan mudah terperdaya. Ini juga bisa dilakukan dengan berpura pura ingin menjadi guru private, bahkan antar jemput sekolah.
- Memberikan sentuhan pada anak: setelah mendapatkan kepercayaan korban, pelaku mulai beraksi dengan memberikan sentuhan seperti sebuah pelukan, memangku korban, dan perbuatan tercela lainnya.
- Mengintimidasi korban: nah, pada tahap ini pelaku melancarkan aksi kejahatannya, pelaku berusaha memengaruhi bahwa perilakunya adalah hal yang normal namun, harus dirahasiakan dari orang tua dan semua orang yang dikenal korban.
- Mengancam korban: setelah aksi bejat dan segala kejahatannya berhasil, pelaku mengintimidasi dan mengancam korban agar tidak lapor ke orang tua atau siapapun yang korban kenal. Pelaku menjadikan korban merasa takut dan malu atas perbuatannya sehingga korban takut dan dampak buruk mulai bermunculan.
Pada tahap ke-2 dan ke-3 para orang tua harus segera mencurigai dan mewaspadainya, ajarkan pada anak-anak sedini mungkin tentang perlindungan diri, area tubuh mana saja yang tidak boleh disentuh orang lain. Awasi anak-anak, bagaimana pergaulan mereka, siapa saja yang berada disekitar mereka (sekalipun itu keluarga sendiri) harus tetap diawasi dan berikan batasan-batasan pada anak, mengenai mana saja perlakuan yang wajar dan yang mengarah ke hal yang tidak wajar. Tanamkan sejak dini agar selalu terbuka pada orang tua, sekalipun sebagai orang tua tidak bisa mengawasi dan mendampingi secara full, setidaknya anak akan bercerita mengenai kesehariannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H