Mohon tunggu...
Hilmi Taufiqurohman
Hilmi Taufiqurohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hampir 2 Tahun Pandemi Covid-19 Berjalan, Siswa dan Guru Berjuang Melakukan Keberlangsungan Pendidikan

31 Juli 2021   10:45 Diperbarui: 31 Juli 2021   11:04 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Covid-19 di Indonesia

            Covid-19 adalah penyakit menular yang pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir tahun 2019. Penyakit menular ini menyebabkan sindrom pernapasan akut oleh virus corona 2 atau severe acute respiratory syndrome corona virus (SARS-CoV 2). Virus ini kemudian diberi nama Covid-19 (Martoredjo, 2020, pp. 1). Menurut Dr. Rizal Fadli dalam laman post pada website Halodoc, Covid-19 adalah virus yang mengakibatkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang seperti penyakit flu. Namun beberapa jenis virus ini juga bisa menimbulkan penyakit yang lebih serius seperti, Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV), Severe Acute Repiratory Syndrome (SARS-CoV) dan Pneumonia.

            Masuknya Covid-19 ke Indonesia menyebabkan keterhambatan aktivitas sehari-hari dari berbagai bidang terutama dalam bidang pendidikan. Semua kegiatan ajar-mengajar dari TK, SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi terpengaruh. Berdasarkan data dari JHU CSSE Covid-19 dan Our World in Data (Juli 2021), sebanyak 3,17 juta orang terpapar virus Covid-19, 2,51 juta orang sembuh dan 83,279 ribu orang meninggal. Dari data tersebut, pemerintah Indonesia telah memberlakukannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di tahun 2020 hingga awal tahun 2021, lalu dilanjutkan dengan PPKM (Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) pada bulan Juni 2021 dan masih berjalan saat ini. Pada proses PSBB dan PPKM, kegiatan ajar-mengajar antara siswa dengan guru dilakukan secara daring.

Pembelajaran Daring

            Menurut Dabbagh dan Ritland (cit. Firmansyah, Kardina, 2020), pembelajaran daring adalah sistem belajar yang terbuka dan tersebar dengan menggunakan perangkat pedagogi (alat bantu pendidikan) yang dimungkinkan melalui internet dan teknologi berbasi jaringan untuk memfasilitasi pembentukan proses belajar dan pengetahuan melalui aksi dan interaksi yang berarti. Penggunaan media pembelajaran online memiliki kelebihan yaitu bersifat mandiri dan interaktivitas tinggi yang dapat meningkatkan tingkat ingatan, merasakan pengalam belajar dengan melalui animasi, video, audio dan teks.

            Proses kegiatan ajar-mengajar secara daring dilakukan pada salah satu aplikasi yaitu bernama Google Meeting. Google Meeting merupakan aplikasi yang dapat digunakan beberapa orang untuk saling berkomunikasi tanpa harus bertemu secara langsung yang menggunakan layanan video conference. (Astuti dan Purwanto, cit., Fauziah, 2021). Menurut Yunitasari (2020), pembelajaran daring dikatakan kurang efektif karena masih ada beberapa siswa/orang tua siswa tidak memiliki ponsel dan adanya kendala sinyal internet. Pembelajaran daring hanya efektif dalam mengerjakan penugasan yang diberikan oleh guru akan tetapi pembelajaran untuk memahami konsep hingga refleksi tidak berjalan dengan baik (Ashar, 2020). Pernyataan ini didukung oleh Martoredjo (2020), pp. 8-10, ada 3 kendala dalam proses pendidikan secara daring. Kendala-kendala tersebut berupa: 1)  Adanya keterbatasan penguasaan teknologi informasi oleh guru dan siswa, 2) Sarana dan pra-sarana yang masih kurang memadai karena minimnya persiapan, 3) Akses internet yang masih terbilang bersifat terbatas karena masih belum meratanya jaringan internet ke pelosok-pelosok negeri. Dengan adanya kendala-kendala tersebut para siswa dan guru tidak mendapatkan hasil pembelajaran yang memuaskan dan maksimal.

            Akan tetapi dengan adanya kendala-kendala tersebut pendidikan tetap harus berjalan. Maka dibutuhkan minat dan motivasi dari siswa, orang tua siswa dan pengajar. Minat belajar memegang peran penting terhadap keberhasilan pembelajaran serta bagaimana cara guru mengajar. Peran guru juga penting untuk menumbuhkan minat belajar siswa (Riamin cit. Yunitasari, 2020). Menurut Sudjana (cit. Ningtiyas dan Surjanti, 2020), motivasi belajar tercermin dari sikap perhatian yang diberikan peserta didik dalam aktivitas belajar, serta memiliki semangat dan tanggungjawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.

Dampak Terhadap Siswa, Orang Tua, dan Guru

            Adanya kendala-kendala yang dihadapi yang mempengaruhi efektifitas pembelajaran serta terhadap diri masing-masing siswa, orang tua dan guru menimbulkan berbagai macam dampak. Dampak yang dirasakan oleh siswa menurut Mastura dan Santaria (2020), 1) Merasa bosan dan jenuh, 2) Terhambatnya proses penyerapan pembelajaran sehingga ada beberapa siswa yang tertinggal dalam pembelajaran tersebut. Lalu dampak yang dirasakan oleh orang tua menurut Sunitha dan Duochet (2020), 1) Memiliki beban lebih karena harus menjasi guru di rumah, mengajar dan memantau siswa, 2) Tagihan internet yang membengkak, 3) Penghasilan yang berkurang karena tidak memungkinkan untuk bekerja di luar rumah. Yang terakhir, dampak yang dirasakan oleh guru dapat ditarik dari dampak yang dirasakan oleh siswa dan orang tua, yaitu 1) Waktu yang terbagi antara menjadi orang tua dan guru, 2) Tidak bisa mejangkau lebih dekat siswa yang tertinggal proses pembelajaran.

Solusi Untuk Proses Pembelajaran Daring

            Para siswa, orang tua, dan guru merasakan dampak dari Covid-19 secara bersama-sama, begitu juga dengan seluruh masyarakat Indonesia saat ini. Keadaan dan kegiatan yang terbatas menyebabkan terhambatnya proses pendidikan. Oleh karena itu, para siswa, orang tua dan guru wajib untuk mempunyai tanggungjawab atas perannya masing-masing. Siswa-siswa dianjurkan untuk mempunyai kemandirian dan kedisiplinan waktu sehingga tidak tertinggal dalam pendidikannya serta membantu orang tuanya untuk memahami teknologi yang digunakan untuk pembelajaran daring. Orang tua dari siswa dianjurkan untuk memantau dan membantu anak-anaknya dalam prosesnya serta berkomunikasi dengan anaknya untuk memahami bagaimana proses belajar daring serta teknologi yang digunakan. Guru dianjurkan untuk mengemas bahan pembelajaran secara menarik dan melakukan komunikasi dua arah dengan para siswa-siswanya. Dengan mengetahui peran serta tanggungjawab masing-masing, proses pendidikan akan lebih mudah untuk dijalankan dan dapat meminimalisir kendala yang dihadapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun