Mohon tunggu...
Hilmi LasmiyatiMiladiana
Hilmi LasmiyatiMiladiana Mohon Tunggu... Guru - Laksmi Purwandita

Guru bahasa Indonesia Penulis belasan antologi bersama Penulis antologi puisi solo DARI NOL HINGGA ANANTA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dua Sisi Damara

2 Juni 2020   05:33 Diperbarui: 2 Juni 2020   05:40 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Damara tertunduk. Dadanya panas mendengar serbuan keluh mama. Tangannya mengepal, jika yang berbicara bukan mama sudah habis ia lawan dengan ratusan manfaat menulis dan bagaimana penulis jadi pekerjaan idaman seperti JK Rowling atau Andrea Hirata.

Namun apa daya, Damara masih penulis amatir. Tak ada bukti nyata yang bisa ia sodorkan.

Detik itu kala darahnya mendidih, seluruh jiwa  raganya bertekad bahwa ia pantas raih dua-duanya. Damara yakin ia bisa jadi pegawai di bank ternama sekaligus penulis papan atas.

***

Jam dinding menunjukkan pukul 17.28. Dengung laptop beranjak sunyi. Damara mengembus napas lega. Laporan harian telah selesai dikerjakannya.

"Pak Margono, saya pulang duluan ya!" Damara pamit pada satpam sambil mengenakan jaket untuk beranjak pulang.

Mata Damara gemintang. Pulang adalah pintu gerbang impiannya. Gegas ia menuju rumah. Masuk dalam kamar, menyambar komputer jinjing. Mengetik ide cerita yang terngiang kala membuat laporan tadi.

Seorang lelaki dan perempuan makan es krim strawberry berdua. Mereka duduk menatap jalanan yang sibuk. "Aku tak bisa begini, terus." ujar si lelaki, mengeluh.

Bandung, 31 Mei 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun