Mohon tunggu...
Sosbud

Heboh Siswa Dipaksa Lunasi SPP 4 Bulan Full

13 Maret 2017   10:16 Diperbarui: 13 Maret 2017   10:22 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jelang Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang akan berlangsung April nanti, sejumlah siswa dan orang tua dibuat ketar-ketir. Ini menyusul aturan sepihak dari sekolah yang memaksa muridnya melunasi SPP hingga Juni. Bila tidak, siswa diancam tidak bisa ikut ujian.

 Di Sma Negeri 1 Cibinong, seluruh siswa kelas XII dipaksa melunasi iuran untuk Maret hingga Juni sebesar Rp1 juta.

Salah seorang orang tua siswa menyesalkan sikap seko­lah yang dengan sepihak membuat aturan. Apalagi, ada paksaan bagi siswa yang tidak membayar bisa terancam tidak ikut UN.

“Saya juga heran, ujiannya masih April, tapi anak saya disuruh bayar SPP sampai Juni. Kalau nggak, ya nggak bisa ikut ujian,” ucap ibu dua anak itu.

Sayang, aturan ini dibuat sepihak tanpa adanya surat edaran resmi ataupun pemba­hasan dengan orang tua siswa. Ia pun sempat menyangsi­kan anaknya sendiri yang memberitahu soal keharusan pelunasan itu empat bulan full.

“Saya tanya mana surat eda­rannya malah nggak ada. Tapi dia nunjukin foto temannya sampai buat surat pernyataan di kertas untuk pelunasan,” kata orang tua siswa yang enggan namanya dikorankan.

Dari foto yang diterima, tertulis nama siswa yang me­nyatakan akan melunasi pem­bayaran SPP hingga Juni 2017. Surat itu dibuat dengan tulisan tangan yang ditandatangani siswa bersangkutan. Tak han­ya itu, ada pula bukti kuitansi pembayaran yang diterima siswa untuk pelunasan hingga Juni 2017.

Seorang siswa SMAN 1 Cibi­nong yang enggan menyebut­kan namanya membenarkan soal aturan pelunasan empat bulan penuh.Bahkan, setiap hari sang guru selalu meng­ingatkan agar kewajiban itu segera dibayarkan sebelum UN berlangsung. “Iya, kata guru harus dibayar sebelum UN. Kalau nggak, nanti ng­gak bisa ikut ujian,” ujar siswa kelas XII itu.

Ia juga mengatakan, ada temannya yang belum bayar wajib membuat pernyataan resmi pada pihak sekolah. “Yang belum bayar disuruh menghadap ke wali kelas sam­bil bawa surat pernyataan ng­gak sanggup bayar,” katanya.

Siswa itu tak sendiri, di SMAN 1 Cibinong ada 361 siswa yang akan mengha­dapi UNBK. Kasubbag Tata Usaha BP3 Wilayah 1 Ridwan mengaku belum mengetahui informasi tersebut. Namun jika pelajar dipaksa melunasi SPP karena terancam tidak bisa mengikuti UNBK itu salah besar. “Nggak ada informasi. Nggak boleh seperti itu,” tegasnya. Jika informasi ini ter­bukti, maka pihak sekolah bisa dikenakan teguran hingga sanksi yang berlaku. “Kalau kita hanya menegur. Kalau sanksi kewenangan pemerin­tah provinsi,” ucapnya.

Meski begitu, sambung Rid­wan, untuk persiapan UNBK sendiri di Kabupaten Bogor sudah 100 persen. “Sudah 100 persen. Anggaran UNBK dari provinsi tapi saya tidak tahu besarannya, biasanya turun sebelum pelaksanaan,” katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun