Mohon tunggu...
Sosbud

Angkot Masuk Kampung, Solusi Macet atau Tambah Semrawut?

15 Maret 2017   11:10 Diperbarui: 15 Maret 2017   11:31 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Lieuuurrrr klo bru liat bgini mah… klo mang jadi sosial­isasinya kudu pooll2n,,secara orng Bogor klo baru liat begini juga pasti keder mw kmn2,,, makin banyak ang­kot — makin banyak daerah yg terjangkau,,tapi semoga jumlahnya juga dihitung lah pak wali,,jgn smp overload..blm lgi skrng ada angkutan online yg fleksibel,,nah itung itungan jmlah kudu tepat jg…. rute2 baru beberapa ad yg kaya’y ruas jalannya masih sempit,,,dikondisikan lah. cc pak wali Bima Arya” tulis ne­tizen di laman Facebooknya.

Pandangan serupa juga diutarakan Sekjen Puslitbang Pelatihan dan Pengawasan Kebijakan Publik (P3KP) Rudi Jaenudin. Menurut Rudi, ren­cana Pemkot Bogor memind­ahkan angkot ke pingiran kota tidak bisa main-main. Apalagi, ini menyangkut hajat hidup sopir angkot.

“Artinya pemerintah tidak bisa seenaknya memindah­kan angkutan begitu saja ke pelosok. Jangan sampai ren­cana ini hanya memindahkan kemacetan dari pusat kota ke pinggiran,” katanya.

Ia pun menyoroti soal infra­struktur jalan di Kota Bogor yang cenderung sempit dan bergelombang. Rudi kha­watir, penyebaran angkot ke kampung-kampung hanya menimbulkan masalah baru.

“Sekarang begini, kondisi jalan di kota itu tidak seperti kabupaten. Di kota itu jalannya sempit. Enggak dimasuki ang­kot saja sudah padat, gimana kalau disesaki angkot. Jangan-jangan tambah semrawut,” cetusnya.

Untuk itu, selama enam bulan ke depan ia berharap pemerintah bisa meyakinkan warga Bogor jika kebijakan­nya melakukan penggeseran angkot adalah solusi tepat.

“Jangan seperti SSA, ka­sihan sopir penghasilan­nya berkurang. Sudah gitu, macetnya juga sama di ping­giran,” sindirnya.

Salah satu infrastruktur jalan yang dianggap bakal menim­bulkan kemacetan panjang yakni Jalan Empang yang akan dilintasi trayek 01 Jurusan Cipinang Gading- Peruma­han Yasmin. Selain jalannya sempit, kontur jalan juga ber­gelombang hingga kemac­etan tak terhindarkan.

Menjawab itu, Tim Percepa­tan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan (TP4) Yayat Su­priatna mengatakan, penataan transportasi perlu dilakukan secara bertahap. Menurutnya, dengan masuknya angkot ke kampung akan menumbuh­kan roda perekonomian yang ada di pinggiran. Sehingga, Kota Bogor bisa ramai sampai ke wilayah pelosok.

“Paradigmanya harus di­ubah menjadi positif. Justru dengan angkot ke kampung-kampung nantinya seluruh wilayah di Kota Bogor bisa jadi perkotaan. Dan, ini juga me­nambah jangkauan pelayanan angkot dari semula 45 persen jadi 80 persen,” terangnya.

Soal infrastruktur jalan, Yayat mengatakan jika pemerintah secara bertahap akan mem­bangun struktur jaringan jalan dan jaringan angkutan. “Me­mang pemerintah agak telat mmebangunnya. Tapi, tentu pembangunan struktur jalan ini pun telah direncanakan. Hanya waktunya saja bertahap,” tan­dasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun